chapter 16 DAS

4.7K 263 2
                                    

Siapa nih, yang malam minggunya di rumah saja?

Yaudah sini DAS temani..

Yuklah lanjut baca lagi..

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘

.
.
.



"Sayangnya ayah" Azzam mengusap pipi bayi mungil yang menggeliat kecil disamping istrinya.

"Mas"

Azzam melihat kearah istrinya dengan tersenyum. "Ada apa sayangnya aku?" Azzam tersenyum lembut menatap istrinya.

"Sini deh" Maryam mengubah posisinya menjadi duduk diatas kasur. Azzam menggeser duduknya mendekati istrinya. "Nakal kamu yah, disuruh mandi dari tadi. Malah belum mandi sampai sekarang, lihat tuh, udah mau jam 10" Maryam mencubit pelan telinga suaminya dengan satu tangan dan tangan lainnya menunjuk jam yang tertempel didinding.

"Ampun sayang, ampun. Aku mandi deh sekarang"Azzam memohon kepada istrinya.

Maryam akhirnya melepaskan jewerannya. "Yaudah sana mandi" ucap Maryam membuat Azzam tersenyum.

Cup. Pipi Maryam merona saat suaminya itu mengecup pipinya sekilas kemudian berlari masuk kedalam kamar mandi.

Maryam kembali membaringkan tubuhnya di samping putrinya. "Sayangnya bunda kenapa tidak tidur?" Tanya Maryam lembut dengan mengusap kepala putrinya

"Bunda" teriak kan itu membuat Maryam kembali bangun dari posisinya

"Sini sayang!" Ucap Maryam saat melihat Fika, putri pertamanya. Fika berlari mendekati kasur yang ditempati bunda dan adiknya.

"Bunda" keluh Fika saat dirinya tidak bisa naik keatas kasur. Maryam tersenyum kemudian membantu putrinya untuk naik.

Fika bergeser mendekati bundanya kemudian memeluk erat tubuh bundanya. "Bunda adek tidur?" Tanya Fika pelan dipelukan bundanya.

"Belum. Itu lihat adek Zahwa nya natap kamu" Maryam menunjuk bayi mungil itu yang memang menatap kearah kakaknya.

"Hai adek, aku kakak Fika" Fika memperkenalkan dirinya dengan memegang tangan kanan adiknya.

"Ih adiknya senyum, bunda" ucap Fika antusias saat bayi mungil itu mengeliat dengan senyum kecil.

"Adeknya senang, karena tau kalau dia punya kakak yang cantik juga" ucap Maryam mencubit pelan pipi putri pertamanya.

"Bunda" panggil Fika dengan mendongak menatap bundanya.

"Ada apa, sayang" sahut Maryam lembut dengan mengusap kepala putrinya.

"Bunda jangan pergi lagi ya?" Ucap Fika dengan memohon. "Fika janji tidak akan nakal-nakal lagi. Fika sayang bunda" Maryam tersenyum kemudian mengangguk kecil sebagai jawaban.

Maryam memeluk tubuh putrinya. "Bunda juga sayang sama Fika" ucap Maryam mengecup ubun-ubun putrinya.

Fika melepaskan pelukannya. "Bunda tau?" Tanya Fika.

"Tau apa sayang?" Tanya Maryam balik.

"Waktu bunda menginap dirumahnya oma, ayah sering menangis didalam kamarnya. Kadang ayah diam saja waktu Fika panggil. Ayah juga jarang makan sama Fika dan nenek" curhat Fika membuat Maryam terenyuh. Sebegitu kacaukah keadaan suaminya saat ia pergi?.

"Fika, pergilah temani nenek dibawah!. Nanti ayah bawa adek juga kesana" Maryam melihat kearah suaminya yang berjalan mendekat.

"Baik ayah"

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang