Terima kasih untuk votenya
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘.
.
.
"Cie yang udah mau menikah, mukanya cerah banget" Yani menyenggol lengan Maryam, saat ini Maryam tengah dirias. "Kak Laila, jangan make up ketebalan ya" pesan Yani lagi pada kakaknya yang sedang merias wajah Maryam
"Iya Yani. Ini Maryam nya udah cantik kok jadi make up-nya paling yang natural-natural saja" maryam menatap wajah kakak iparnya. Kakaknya memang tidak salah pilih, Laila adalah orang yang sangat baik dan cantik
Lihatlah penampilan Laila yang semakin berubah seiring dengan lamanya Laila menikah dengan kakaknya
"Kenapa natap kakak terus?" Laila yang sadar jika Maryam terus menatapnya mulai bertanya, tapi tangannya tetap bergerak merias wajah adik iparnya
"Hanya kagum saja dengan pilihan kak Yusuf" ucap Maryam jujur
"Kenapa dengan pilihan kakakmu?"
"Pilihan kakak memang sangat bagus. Lihatlah salah satunya, kak Laila. Padahal dulu aku nilai kak Laila kurang bagus karena penampilan kakak. Tapi lihatlah sekarang, kakak adalah istri idaman yang sangat-sangat pantas mendampingi kakakku"
Wajah Laila sedikit merona karena pujian adik iparnya. "Kamu berlebihan" ucapnya pelan. "Sudah kamu diam, nanti make up-nya tidak selesai-selesai ini"
Maryam tersenyum saat tau kakak iparnya ini salah tingkah karena ucapannya
"Oh iya, Manaf dimana?" Tanya Maryam mengingat keponakan kecilnya itu
"Sama ayahnya" jawab Laila. "Selesai" ucapnya senang sembari menjauhkan dirinya dari Maryam. "Bagaimana Yan?" Tanya Laila pada adiknya
"Sempurna"
Maryam menatap pantulan dirinya di cermin didepannya dan ya kakak iparnya memang sangat pintar dalam merias. Ia terlihat sangat-sangat cantik
"Ya sudah, Maryam kau duduk tenang disini. Yani temani sahabatmu. Aku merindukan putra bungsuku"
"Putra bungsu atau ayahnya anak-anak" goda Yani pada kakaknya
Laila gelagapan dan segera pergi dari sana membuat Maryam dan Yani tersenyum
"Kamu yakin mau menikah sama kak Azzam. Diakan duda. Lagi pula aku dengar-dengar kalau dia itu masih cinta banget sama mantan istrinya"
"In shaa Allah, aku yakin. Dan aku akan menerima semua resikonya" Maryam tersenyum, jujur ia sudah mendengar itu langsung dari tente Cita Minggu lalu
Tidak lama terdengar suara ayahnya dari lantai bawah dan disusul dengan suara pria yang menjadi mempelai prianya
'Alhamdulillah' batinnya saat ia akhirnya telah resmi menjadi istri dari duda beranak satu itu
Tok tok tok
Pintu diketuk dari luar kemudian terbuka menampilkan wajah kakak perempuannya. "Ayo turun, orang-orang sudah menunggu pengantin perempuannya" ucap Fatimah berjalan mendekati adiknya. "Ayo Yan bantu kakak" Yani mengangguk mantap kemudian ikut menuntun Maryam untuk turun kelantai bawah rumah orangtuanya'Bismillahirrahmanirrahim' ucapnya saat kakinya menginjak lantai pertama rumah orang tuanya dan mengangkat wajahnya melihat ke depan
Maryam melihat kearah Yusuf yang tersenyum kearahnya. Kakaknya itu selalu bisa membuatnya tenang hanya dengan tersenyum seperti itu
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...