Hai balik lagi nih..
Ada yang kangen sama Maryam dan Azzam, atau athour-nya?Yuklah lanjut baca lagi..
.
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘.
.
."Assalamu'alaikum" ucap Azzam ramah pada pria itu.
"Wa'alaikumussalam" balas pria itu dengan senyum yang membuat wajahnya semakin menawan.
"Om Yusuf" sapa Zahwa dengan ceria. "Ayah turun" pinta sikecil pada sang ayah.
Azzam menurunkan putrinya kemudian melihat kearah istrinya yang masih sangat nyaman dalam pelukan sang kakak. Sedangkan Zahwa segera berjalan mendekati omnya dan langsung memeluk kaki omnya itu dengan erat.
"Maryam" panggil Azzam mulai gemas melihat tingkah istrinya yang seperti tidak ingin melepaskan sang kakak.
"Iya" Maryam menyahut di dada kakaknya.
"Udah dong" keluhnya.
"Sabar, ini permintaan si dedek" Azzam akhirnya diam karena sadar jika itu adalah permintaan bayi yang sedang dikandung oleh istrinya.
Azzam beralih melihat kearah putri kecilnya yang sangat nyaman dalam gendongan sang om.
Azzam menebak jika kelak kakak iparnya itu akan menjadi om favorit dari calon bayinya, mengingat saat mengandung Zahwa, istrinya juga bertingkat sangat manja seperti ini kepada sang kakak. Azzam tidak melihat secara langsung, tapi istrinya dan ibu mertuanya yang menceritakan kepadanya tentang hal itu. Azzam sangat bersyukur karena ia dapat mendampingi istrinya di kehamilan kedua istrinya.
"Maryam" kali ini Yusuf yang bersuara.
"Sebentar. Si dedek masih kangen sama omnya" ucap Maryam semakin mengeratkan pelukannya di tubuh kakaknya.
"Ekhem ekhem" Maryam melepaskan pelukannya kemudian melihat kearah kakak iparnya yang melihatnya dari kaca mobil depan yang baru saja dibuka. Dipangkuan kakak iparnya, ada Hasan dan Husain yang duduk sangat tenang.
"Kak Laila" sapa Maryam hangat. Laila membuka pintu mobil kemudian keluar dari sana. Maryam langsung memeluk kakak iparnya juga kedua keponakannya.
"Kangen kak Laila" ucap Maryam membuat Laila tersenyum.
Laila menatap suaminya, dan Yusuf dengan sigap mengambil kedua jagoan kecilnya dari gendongan sang istri setelah memindahkan Zahwa kegendongan sang ayah gadis kecil itu.
"Om Yusuf ganteng ya, yah?" Ucap Zahwa berbisik ditelinga ayahnya. Azzam yang mendengar itu hanya tersenyum. Putrinya masih sangat kecil tapi sudah tau yang namanya pria tampan.
"Cobak ayah tanya Awa. Lebih ganteng om Yusuf atau ayah?" Azzam bertanya dengan pelan.
"Janji dulu" Zahwa mengulurkan kelingking kanannya.
"Janji apa?" Azzam bingung.
"Janji jangan marah sama Awa" pintanya masih mengulurkan kelingking kecilnya.
"Iya ayah janji, tidak akan marah sama Awa" Azzam melingkarkan kelingkingnya di kelingking kecil itu.
"Lebih ganteng om Yusuf" bisiknya kemudian menyembunyikan wajahnya didada ayahnya.
Mendengar jawaban putrinya, Azzam akhirnya terdiam. Azzam rasanya ingin tertawa mendengar jawaban jujur putri kecilnya juga sifat malu-malu yang ditunjukan gadis kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...