Hai..
Balik lagi nih..
Masih adakah yang menunggu?Yaudah deh lanjut baca lagi..
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading.
.
."Yusuf, kumohon beritahu aku, dimana Maryam sekarang?" Azzam memohon pada kakak iparnya yang masih betah melihat keluar jendela kaca ruangan kakak iparnya
"Aku akan berlutut dikakimu kalau itu yang kamu mau" ucap Azzam masih menatap kakak iparnya
"Yusuf" panggil Azzam lagi, hendak berdiri dari duduknya untuk melakukan apa yang ia katakan sebelumnya
"Tidak perlu" tolak Yusuf
"Yusuf" Azzam menatap kakak iparnya penuh permohonan padahal kakak iparnya itu tidak melihat kearahnya
Masih dengan posisi yang sama, Yusuf menghela nafas pelan. "Aku tidak akan mengulangi ucapanku saat masih berada di Papua" ucap Yusuf akhirnya dengan sedikit menundukkan kepalanya. Ia tidak berniat mengalihkan tatapannya dari luar jendela kaca ruangannya
"Yusuf, berikan aku satu kesempatan saja, kumohon" pinta Azzam menatap lekat kakak iparnya yang terlihat sangat tenang
"Pikirkan baik-baik apa yang sebenarnya menjadi kemauan hatimu. Berikan aku jawabanmu tujuh bulan kedepan" Yusuf akhirnya berbalik melihat kearah suami Maryam
"Itu terlalu lama" keluh Azzam tidak terima
"Aku hanya ingin yang terbaik untukmu dan adikku. Jika kamu memang mencintai adikku, kamu bisa menunggunya selama tujuh bulan. Tapi jika tidak.." Yusuf tidak melanjutkan ucapannya dan kembali menatap keluar jendela
"Aku akan menunggunya" sahut Azzam cepat. Meskipun tujuh bulan terasa sangat lama bagi Azzam, Azzam tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu
Yusuf memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dengan senyum terbit dibibirnya
Azzam menatap kakak iparnya, menunggu tanggapan. Tapi yang ditunggu tidak juga mengeluarkan suara ataupun berbalik kearahnya
Tok tok tok
Azzam melihat kearah pintu ruangan kakak iparnya yang diketuk
"Masuk" sahut Yusuf ikut melihat kearah tatapan suami Maryam"Assalamu'alaikum" pintu terbuka memperlihatkan istri dari kakak iparnya yang membawa rantang makanan dan menggendong sikecil Manaf serta sicantik Syifa yang berpegangan di baju bundanya
"Wa'alaikumussalam" sahut Yusuf dan Azzam bersamaan. Azzam melihat kearah kakak iparnya yang berjalan menghampiri keluarga kecilnya kemudian mengambil si kecil Manaf dari tangan istrinya untuk digendongnya. Laila menyalimi punggung tangan suaminya. Kemudian Syifa menyalimi punggung tangan ayahnya
"Ayah, Syifa kangen" ucap Syifa memeluk kaki ayahnya
Azzam tanpa sadar tersenyum kecil dengan kepala menunduk. Ia sempat membayangkan jika yang datang adalah istrinya
"Anak ayah kok manja banget" Yusuf tersenyum sembari mencubit gemas hidung putrinya
"Kak Azzam" sapa Laila sopan
Azzam mengangkat kepalanya kemudian tersenyum. "Saya permisi du.." "makan siang dulu, kebetulan aku masak banyak hari ini" ajak Laila memotong ucapan suami Maryam
"Benar kata istriku" ucap Yusuf menyetujui. Azzam mau tidak mau menyetujui dengan kembali mendudukkan dirinya di sofa
Mereka makan dalam diam hingga selesai. Azzam sedari tadi terus menatap si kecil Manaf yang sangat tenang dalam pangkuan kakak iparnya
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...