Hai balik lagi nih..
Masih adakah yang menunggu?
.
Yaudah deh lanjut lagi
.
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘.
.
."Mas, lagi ngapain?" Tanya Maryam yang melihat suaminya berjongkok didepan tanaman mawar yang ada di kebun belakang vila kakaknya.
Azzam berbalik sembari menyembunyikan tangan kirinya dibalik punggungnya.
Azzam tersenyum sangat lebar. "Ih ditanya kok malah senyum-senyum" ucap Maryam melihat tingkah suaminya.
"Aku punya sesuatu untuk kamu" ucap Azzam akhirnya. Azzam membawa tangan kanannya ke balik punggungnya lalu menyodorkannya kepada Maryam.
"Mawar putih ini menggambarkan dirimu yang memiliki cinta yang sangat murni" ucapnya saat Maryam menerima bunga mawar putih yang ia pegang.
Kembali ia membawa tangannya ke belakang punggungnya lalu menyodorkannya.
"Mawar merah ini menggambarkan cintamu untukku, sangat tulus. Sehingga membuatku dengan mudah jatuh cinta padamu"
Azzam membawa tangan kirinya kedepan Maryam kemudian berlutut didepan istrinya dengan kedua tangannya memegang dua tangkai bunga mawar lagi.
"Mawar kuning ini sebagai permintaanku yang paling tulus, agar kita sungguh memulainya dari awal. Kamu mau, kan?" Azzam menyodorkan satu tangkai bunga mawarnya.
Maryam tersenyum kemudian mengangguk yakin. "Dan bunga terakhir ini, menggambarkan rasa terima kasihku untukmu. Terima kasih untuk semuanya, termasuk karena kau telah hadir didalam hidupku"
Maryam menerima bunga mawar terakhir yang berwarna merah muda. "Mas" Maryam akhirnya mengeluarkan suaranya bersama dengan air matanya yang mulai menetes di pipinya.
"Sayang jangan menangis kumohon" pinta Azzam mengusap pipi istrinya yang dialiri air mata.
"Mas" Maryam menahan tangan suaminya yang ada di pipinya saat melihat dua jari suaminya yang berdarah.
"Kenapa bisa berdarah?" Tanya Maryam menatap tangan suaminya.
"Aku cabut mawarnya pakai tangan, begitupun dengan mencabut durinya" aku Azzam jujur.
"Mas kok bodoh banget" ucap Maryam langsung membuat Azzam terdiam menatap wajah istrinya yang terlihat marah kepadanya.
"Kenapa sayang?" Tanya Azzam bingung.
"Itu ada gunting tanaman kenapa tidak pakai itu saja" tunjuknya pada keranjang kecil yang letaknya tidak jauh dari posisi mereka.
"Aku tidak tau" ucapnya polos sembari melihat keranjang itu.
"Makanya jangan sok romantis" ucap Maryam membawa suaminya ke salah satu kursi panjang taman. "Tunggu disini" ucap Maryam mendudukkan suaminya disana kemudian dirinya masuk kedalam vila.
Maryam kembali ketaman itu dengan membawa kotak kecil berwarna merah. "Siniin tangannya" minta Maryam dan Azzam hanya menuruti. Maryam mengobati tangan suaminya dengan telaten.
"Aku hanya ingin membuatmu bahagia" ucapnya menatap wajah serius istrinya. "Aku ingin memberikanmu momen romantis" ucapnya lagi.
Maryam selesai mengobati jari suaminya. "Kamu romantis mas, dengan caramu sendiri. Jadi jangan menjadi orang lain hanya untuk momen romantis yang kamu bilang"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...