chapter 40 DAS

2.1K 107 11
                                    

Yuklah lanjut baca lagi..

.

Biasakan vote sebelum baca..
Happy reading 😘

.
.
.

Dua tahun kemudian.

"Bunda, ayah dimana?"
Maryam yang sedang menyiram tanaman langsung berbalik kearah putranya yang kini telah berusia dua tahun lima bulan. Maryam melepas pegangannya pada selang sebelum mematikan kran air.

"Ayahkan lagi kerja" Maryam berjalan mendekati putranya kemudian membungkukkan badannya dan menahan tangan putranya yang sedang mengusap matanya. "Gantengnya bunda baru bangun langsung cari ayah" Maryam mengusap lembut mata putranya.

"Ayah kemalin janji mau main sama Zain" ucap Zain cemberut.

"Kan ayah janjinya, kalau ayah cepat pulang" Maryam tersenyum melihat tingkah manja putranya. Diangkatnya pria kecil itu kedalam gendongannya.

"Ayo kita mandi dulu, biar gantengnya bunda wangi" Maryam mengecup pipi chaby putranya sesekali seiring langkahnya ke kamar putra kecilnya.

"Bunda bunda, Zain mau pakai baju lobot-lobotan yang waktu itu dikasih sama om Yusuf" ucap Zain menatap bundanya.

"Iya-iya terserah gantengnya bunda" Maryam kembali mengecup gemas pipi chaby putranya. Maryam menurunkan pria kecil itu kedalam kamar mandi dan tanpa membuang waktu Maryam memandikannya, karena tidak ingin jika putranya sampai masuk angin.

"Eum.. udah wangi, tambah ganteng juga" Maryam mengecup pipi putranya dengan gemas setelah memakaikan putranya baju yang diinginkan.

"Makasih bunda" ucapnya sembari memeluk leher bundanya.

"Euumm.. bunda" panggil Zain ragu.

"Ada apa? Hmm.." tanya Maryam mendudukkan putranya di pangkuannya.

Maryam mengusap kepala putranya yang terlihat ragu untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan. "Bicara saja, bunda tidak akan marah kok" ucapnya lembut.

Zain akhirnya menengadahkan kepalanya melihat ke wajah bundanya. "Zain pengen punya dedek bayi juga kayak dedek bayinya Bali" ucapnya menatap bundanya dengan mata bulatnya, penuh harap.

Maryam mengusap kepala putranya dengan lembut. Seminggu yang lalu, Laila memang melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan. Ah tidak, semua anak kakak dan kakak iparnya itu memang tampan dan cantik.

Maryam tersenyum kecil saat mengingat jika kakaknya sempat mengatakan jika ia merasa cukup di Bari. Tapi nyatanya Allah masih memberikan sebuah rezeki lagi berupa seorang bayi tampan yang dilahirkan Laila seminggu yang lalu. Padahal Maryam dan Azzam yang sangat menunggu kedatangan adik untuk Zain, namun sayang mereka belum dipercaya lagi.

"Bunda" Maryam langsung mengecup pipi putranya dengan gemas.

"Makanya Zain harus rajin shalat sama berdo'a,  minta sama Allah" ucap Maryam membuat Zain mengangguk antusias kemudian menengadahkan kedua tangannya.

"Ya Allah, Zain pengen punya dedek bayi juga kayak punya Bali. Ya Allah Zain janji akan jadi anak yang baik, Zain akan sayang sama dedek bayi. Sayang sekali. Amin" do'anya kemudian mengusap kedua telapak tangannya diwajahnya.

"Amin" Maryam ikut mengaminkan. Ia juga berharap agar Allah kembali mempercayakannya seorang malaikat kecil untuknya dan suaminya.

"Yaudah kita ke kamar kakak Awa yuk.. lihat kakak Awa lagi ngapain?" Zain mengangguk semangat kemudian mengalungkan kedua tangannya dileher bundanya.

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang