DAS update lagi nih..
Yuklah dibaca..Biasakan vote sebelum baca
Happy reading.
.
."Fika" bentak pria itu menurunkan Fika dari gendongannya
Fika berlari kearah Maryam dan langsung memeluk kaki Maryam. "Bunda, Fika takut" Fika menangis pelan. Maryam akhirnya membawa tubuh kecil itu kedalam pangkuannya dan langsung memeluknya sangat erat
"Fika, tidak boleh begitu sama ayahnya Fika" nasihat Maryam lembut sembari mengusap rambut Fika
Tanpa mereka sadari, mereka telah menjadi tontonan seru bagi seluruh orang yang ada dikantin
"Ayah jahat, Fika mau sama bunda" keluh Fika semakin membenamkan wajahnya di dada Maryam
"Fika tenang ya, sayang" Maryam berusaha menenangkan Fika yang terus menangis
Maryam melihat kearah ayahnya Fika dan mengatakan 'biar saya yang menenangkan Fika' tanpa suara. Pria itu mengangguk dan memutuskan untuk berjalan mendekati mereka dan duduk di kursi yang tadi sempat di duduki oleh Fika
Maryam fokus menenangkan Fika tanpa perduli dengan keberadaan ayah dari anak itu
Beberapa menit kemudian. "Sepertinya Fika sudah tidur kak" ucap Maryam memberitahu
Ayahnya Fika mengangguk dan mulai meraih putrinya dari pelukan Maryam. "Sekali lagi saya ucapkan terima kasih karena kau telah membantu saya menenangkan Fika" ucap ayah Fika diangguki Maryam, kemudian melangkah menjauhi kedua wanita itu
"Aku tidak terima. Tapi harus kuakui kalian sangat cocok dan serasi" ucap Yani dengan menopang dagu
Maryam menggelengkan kepalanya sejenak. Rasanya ia tidak ikhlas melepaskan anak kecil itu. Ia sudah terlanjur menyayangi Fika
*
Maryam berganti pakaian, ia baru saja pulang dari kampusnya. Ia masih teringat tentang kejadian yang tadi terjadi di kampusSetelah selesai berganti pakaian Maryam memutuskan untuk turun kelantai bawah rumahnya
"Maryam"
"Iya bunda, ada apa?" Maryam segera berjalan cepat menuju ke dapur dimana bundanya saat ini berada
"Kak Laila, Manaf" sapa Maryam saat melihat kakak iparnya yang tengah membantu bundanya memasak dan keponakan kecilnya Hanafi Manaf Al-Ghazali yang duduk tenang dikereta bayinya
Maryam beberapa kali mencium gemas pipi chaby keponakannya itu sebelum melangkah mendekati bunda dan kakak iparnya
"Ada apa, bunda?" Tanyanya setelah mengecup pipi bundanya
"Kayak anak kecil saja" ucap bunda Suci membalik badannya kearah putri bungsunya
"Emang masih kecil kok" canda Maryam memeluk tubuh bundanya
"Apanya yang kecil?, Tidak lama lagi akan nikah kok, dibilang masih kecil" ejek bunda Suci
"Ihh.. bunda, akukan baru semester enam. Masih satu tahun lagi" Maryam cemberut
"Kalau emang takdirnya kamu nikah bulan depan?"
"Ihh.. bunda" rajuknya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher bundanya
"Ada beberapa surat lamaran untukmu. Dan bunda sudah menaruhnya didalam kamarmu" ucap bunda Suci mengusap lembut rambut putrinya. Ia tidak menyangka putri bungsunya tidak akan lama lagi akan menyusul kedua kakaknya dan rumahnya akan semakin sepi
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...