chapter 4 DAS

4.6K 290 7
                                    

Terima kasih bagi yang udah baca cerita saya ini. Dan yang udah kasih dukungannya terima kasih juga..

.

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.


"Azzam dengar ibu" Cita menahan lengan putranya yang menghindari bertemu dengannya. "Azzam" dibaliknya tubuh putranya dengan paksa

"Apa?" Tanya Azzam malas

"Kenapa kau belum juga bersiap?, Maryam sudah menerima lamaranmu, dan kita akan segera kerumahnya" Cita geram pada putranya ini

"Aku tidak pernah meminta pada ibu untuk melamarkannya. Dan aku dari awal berharap ia menolakku" Azzam jujur

"Azzam, apa kamu tidak berfikir jika ini akan sangat baik untukmu dan putrimu"

"Apanya yang baik untukku?" Sinis Azzam

"Kau bisa segera melupakan mantan istri tidak bergunamu itu"

"Ibu" bentak Azzam

"Itu kenyataannya Azzam. Dulu dia ingin menggugurkannya bayinya karena ingin cerai darimu. Bahkan setelah melahirkan dia langsung memberikan Fika padamu dan langsung pergi dengan pria lain tanpa memikirkan perasaanmu dan putrimu"

"Aku tidak perduli Bu, karena aku masih tetap mencintainya" jujur Azzam memang merasa sakit hati atas perlakuan mantan istrinya, tapi hingga kini rasa cintanya masihlah menang

"Azzam ibu mohon sekali sama kamu. Lupakan wanita itu dan cobalah untuk menerima Maryam. Kau tidak ingin melihat putrimu bahagia?"

"Aku bisa membuatnya bahagia. Meski tanpa campur tangan wanita bernama Maryam itu" Azzam tetap menolak dan hendak berjalan pergi meninggalkan ibunya

"Baiklah jika kau tidak ingin lagi melihat ibumu ini" Azzam membeku mendengar ucapan ibunya. Azzam berbalik "ibu" bentaknya menghempaskan pisau yang dipegang oleh ibunya dengan kasar hingga terlempar sangat jauh dari tempat mereka berdiri

"Ibu mohon, sekali ini saja dengarkan ucapan ibu" pinta Cita penuh permohonan

Azzam terdiam. Ya Tuhan kenapa ibu dan putrinya sangat kompak menginginkan wanita itu menjadi istrinya

"Azzam.." "baiklah, aku akan mencoba menerima wanita bernama Maryam itu. Jika dalam setahun tidak berhasil, Azzam mohon jangan pernah campuri hidup Azzam lagi" Azzam segera masuk kedalam kamarnya untuk bersiap-siap

Cita berharap jika keputusannya untuk menikahkan putranya dengan Maryam adalah hal yang benar dan semoga Azzam tidak melakukan hal bodoh karena terpaksa menerima Maryam

"Nenek apa Fika cantik sepelti ini" Cita berbalik menatap cucunya

"Cantiknya cucu nenek" Cita merapikan jilbab cucunya yang miring ke kanan. "Kenapa Fika pakai pakaian seperti ini?" Tanyanya lembut

"Bial sama kayak bunda. Fika mau jadi cantik juga kayak bunda" ucap Fika tersenyum manis

Cita ikut tersenyum. Lihatlah, belum juga Azzam menikah dengan Maryam. Maryam sudah membawa pengaruh baik pada kehidupan cucunya

"Pintarnya cucu nenek yang cantik" puji Cita mencubit gemas sebelah pipi cucunya

Tidak lama Azzam keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi. Wajahnya datar penuh dengan keterpaksaan

Cita berharap kedepannya wajah putranya menjadi berseri dan penuh dengan kebahagiaan, tidak melulu datar seperti itu

*
Maryam tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Ia terlihat sangat cantik berkat bantuan tangan lihai kakak iparnya, Laila

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang