ekstra chapter DAS 2

2K 110 8
                                    

Hai, balik lagi nih..

Kalian apa kabar?

Maafin aku ya, yang tiba-tiba hilang tanpa kabar dan baru update lagi..

Masih adakah yang menunggu DAS update??
Kalau ada. Selamat membaca..

.

Biasakan vote sebelum baca..
Happy reading 😘

.
.
.


"Maryam.."
Maryam melihat kearah orang yang memanggilnya.

"Kak Fatimah." Maryam langsung berdiri dari duduknya saat melihat kakaknya berdiri tidak jauh darinya.

"Maryam kamu hamil?" Tanya Fatimah setelah berdiri dihadapan adiknya.

Maryam tersenyum. "Alhamdulillah, iya kak." Jawab Maryam membuat Fatimah ikut tersenyum. "Kakak ngapain di sini?" Tanya Maryam.

"Kakak hanya mau ngecek kesehatan saja." jawab Fatimah dengan senyum yang dipaksakan.

"Kak Fadli dimana?" Tanya Maryam saat tidak melihat siapapun bersama kakaknya.

"Mas Fadli, masih ada pekerjaan."

"Trus kakak sama siapa kesini?"

"Sendirian saja, soalnya Kania tadi lagi tidur siang, tidak enak juga ajak Kania kerumah sakit."

Maryam mengangguk mengerti. "Kakak naik a.." "sayang." Azzam berdiri di samping istrinya dan langsung merangkul bahu istrinya. "Fatimah." sapa Azzam hangat pada kakak iparnya itu.

Fatimah tersenyum. "Kalian baru datang?"

"Iya kak." jawab Maryam bersamaan dengan suster yang memanggil nama kakaknya.

"Kakak masuk duluan ya." pamitnya mengusap punggung tangan adiknya.

Maryam melihat kakaknya hingga menghilang saat pintu ruangan pemeriksaan tertutup.

"Kak Fatimah kayak ada masalah." Ucap Maryam saat melihat kearah suaminya.

"Berdo'a saja tidak. Tapi jika seandainya ada, berdo'a juga semoga masalah kakak kamu cepat selesai." Maryam mengganggukki ucapan suaminya.

"Sudah tidak usah terlalu dipikirkan, saat ini kamu sedang mengandung jadi jangan sampai stress atau banyak pikiran." Azzam mengusap kepala istrinya dengan lembut kemudian membawa istrinya agar bersandar di pelukannya

.
"Janinnya sangat sehat, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ucap dokter bernametag Desi dengan tersenyum. "Usia kandungannya hampir 8 bulan." Tangan Azzam yang menggenggam tangan sang istri semakin mengerat.

Ini bukan pertama kalinya Azzam mendengar detak jantung bayinya saat masih didalam perut, tapi rasa bahagia itu tetap membuncah seperti ia mendengar detak jantung putri pertamanya, Fika.

"Mas cengeng ihh.." ucap Maryam membuat suaminya tersadar jika air matanya telah menetes di pipinya karena rasa bahagia bercampur haru yang ia rasakan.

"Ini air mata bahagia, sayang." Azzam menghapus air matanya kemudian membawa tangan istrinya kedepan bibirnya, mengecup telapak tangan istrinya cukup lama. "Terima kasih, sayang." Azzam menatap istrinya sangat lembut.

"Sama-sama, mas"

"Aku selalu bahagia kalau mendengar detak jantung calon anak-anak kita." Azzam kembali melihat kearah layar USG yang menampilkan bayinya yang berada didalam kandungan sang istri. "Hanya satu yang tidak kudengar detak jantungnya saat masih didalam kandunganmu." Kali ini Azzam terdengar sedih.

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang