chapter 5 DAS

4.8K 305 3
                                    

Terima kasih untuk votenya

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.

Persiapan pernikahan dilakukan dengan sangat baik oleh kedua keluarga itu. Mengingat waktu yang memang tergolong cepat untuk pernikahan yang tergolong cukup megah itu

Maryam dengan suka rela ikut mengambil bagian dalam mempersiapkan pernikahannya, sedangkan Azzam ia hanya akan membantu jika ibunya memaksa. Itupun hanya untuk fitting baju pengantin dan memilih cincin selainnya ia malas untuk ikut campur

"Ayah" Azzam melihat kearah putrinya yang berlari kearahnya, penampilan putrinya itu sangat berubah setelah bertemu dengan calon istrinya, pakaian panjang dan memakai jilbab kecil sebagai penutup kepala

Waktu Azzam bertanya pada putrinya itu tentang perubannya, putrinya itu menjawab dengan bangga jika ingin menjadi cantik seperti bundanya

"Ayah lihat!, ini dali bunda" Fika memamerkan jilbab ditangannya pada ayahnya setelah sampai didepan ayahnya

Fika melepaskan jilbab yang ia pakai kemudian menggantinya dengan jilbab yang ia pegang

"Fika cantik?" Tanyanya pada ayahnya

Azzam tersenyum, "putri ayah sangat cantik" ucapnya sembari memperbaiki letak jilbab putrinya yang sedikit miring

"Telima kasih ayah" Fika memeluk tubuh ayahnya dengan erat setelah ayahnya membawanya untuk duduk dipangkuan ayahnya. "Fika sayang ayah, ayah pahlawan Fika" ucap Fika tersenyum manis setelah melepaskan pelukannya

Fika mendongak menata wajah ayahnya. "Ayah" panggil Fika pelan

"Ada apa cantik?" Tanya Azzam lembut pada putrinya

"Apa bunda akan tinggal belsama kita?" Tanya Fika dengan wajah menggemaskannya

Azzam tertegun. Dirinya saja masih belum yakin untuk menikahi wanita bernama Maryam itu. Waktu itu Azzam berbica tentang umur dengan sangat mudah padahal dirinya saja masih bermasalah. Wanita itu berbeda hampir sepuluh tahun dengannya, bagaimana mungkin ia santai dengan hal itu

Dan lagi dilihat dari umurnya, dirinya bahkan lebih tua dibandingkan dengan kakak kandung wanita itu

"Ayah" lamunan Azzam buyar dan ia kembali menunduk menatap putrinya

"Iya. Tapi bukan sekarang" ucap Azzam membuat putrinya itu cemberut

"Eh.. jangan begitu mukanya, nanti cantiknya hilang loh" Azzam mencubit gemas pipi putrinya

"Kenapa ayah?, Fika kan mau tinggal belsama bunda. Tidul sama bunda dan ayah.." "iya cantik" Azzam mengiyakan saja ucapan putrinya

"Yey.. telima kasih, ayah. Pahlawannya Fika" Fika mengecup pipi ayahnya

Azzam tersenyum, ini pertama kalinya ia merasa sangat dekat dengan putrinya selama hampir tiga tahun usia putrinya

Tiiin tiiin
Suara klakson mobil terdengar dari luar rumah membuat Fika bersorak riang dalam pangkuan ayahnya

"Ayah tulun" pintanya pada ayahnya. Tapi Azzam tidak menurutinya dan malah berdiri dari duduknya

"Fika mau pergi?" Tanya Azzam dan gadis kecil itu mengangguk antusias

"Sama siapa?" Tanya Azzam penasaran dengan berjalan kearah pintu rumahnya

"Sama om Yusuf dan Tante Laila dan kak Haikal, kak Syifa, kak siapa lagi ya?, Fika lupa.." jawab Fika menjelaskan. "Oh iya kak Ala, kak Asid, kak Ail.." "udah cukup" Azzam menahan ucapan putrinya yang jika tidak dihentikan akan terus berbicara

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang