ekstra chapter DAS 3

1.7K 99 6
                                    

Tiada ampunan tanpa "maaf" sesama.

Terkadang tercipta "dosa" dlm tawa.

Tergores "luka" dalam canda.

Terlintas "keangkuhan" dalam cerita.

Bukan "mawar" jika tak berduri.

Bukan "gading" jika tak retak.

Bukan "hati" jika tak kecewa.

Bukan "manusia" jika tak bersalah.

Selembut apapun angin pasti pernah terbangkan debu

Sebaik apapun manusia pasti pernah alfa dan keliru.

Tak ada putih yang tak ternoda.

Tak ada insan yang tak berdosa.

Andaikan tangan tak sempat berjabat.
Raga tak sempat bertatap

Bila ada kata membekas lara

Jika ada canda pernah menoreh luka
Dan janji yang  terabaikan

Mohon maaf atas segala dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat.

Selamat menyambut hari raya Idul fitri 1442. Minal Aidzin wal Faidzin

Semoga ALLAH SWT senantiasa mencurahkan limpahan Rahmat dan Taufik Hidayah-NYA kpd kita semua sebagai hamba yg taat kpd-NYA.
Aamiin Rabbal 'alamiin.

.

Semoga suka dengan kelanjutannya..

.

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.


"Sayang." Panggil Azzam lembut saat melihat istrinya hanya duduk diam di pinggiran kasur.

Azzam mendekati istrinya saat istrinya sama sekali tidak membuka suara. "Sayang." Panggil Azzam lagi dengan menunduk, mensejajarkan tingginya dengan tinggi istrinya.

Maryam mengalihkan perhatiannya ke luar jendela kamar yang menampilkan tanaman bunga milik bundanya.

"Sayang, kamu marah?" Azzam memaksa istrinya melihat kearahnya dengan menarik dagu istrinya.

Maryam tidak menjawab, dan lebih memilih melepaskan tangan suaminya yang ada di dagunya.

"Tidak boleh loh, kalau suami panggil tidak menyahut." Azzam mulai menasehati.

"Iya ada apa?" Tanya Maryam cuek tapi tidak melihat kearah suaminya. "Pindah dulu." Maryam sedikit menggeser suaminya kemudian berdiri dari duduknya.

"Sayang." Panggil Azzam lagi saat istrinya masih saja cuek padanya. Dilihatnya istrinya mengambil sebuah vas bunga kosong, membawanya mendekati salah satu vas bunga yang terisi beberapa bunga yang terlihat segar.

"Sayang." Azzam mengikuti langkah istrinya yang menuju ke dalam kamar mandi.

"Sayang." Azzam akhirnya menahan tangan istrinya yang memegang timba yang terisi air setengahnya.

"Apa?" Tanya Maryam cemberut.

"Tidak boleh pasang muka seperti itu didepan suami." Nasehatnya lagi.

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang