chapter 32 DAS

1.7K 102 4
                                    

Hai balik lagi nihh..

Maaf ya agak telat..

Semoga masih ada yang tetap menunggu..

Yuklah lanjut baca lagi..

.

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘

.
.
.


"Eh kalian, ayo masuk" bunda Suci menyambut hangat keluarga kecil putri bungsunya.

"Bunda, Maryam kangen" Maryam langsung memeluk bundanya dengan erat. "bunda apa kabar?" Maryam bertanya hangat dalam pelukan bundanya.

"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri bagaiman?, Keluargamu?, Si dedek?" Tanya bunda Suci beruntun.

Maryam menjauhkan dirinya. "Tanyanya satu-satu dong bunda, Maryam kan jadi bingung mau jawabnya" ucapnya cemberut.

"Iya-iya, kamu apa kabar?"

"Alhamdulillah sangat baik" ucapnya ceria.

"Keluargamu?"

"Alhamdulillah baik juga" Maryam melihat keluarga kecilnya.

"Si dedek?"

"Kalau si dedek, tidak sabar mau keluar. Pengen jadi pemain bola kayaknya, soalnya nendangnya semangat banget" Maryam mengusap lembut perut buncitnya.

"Bunda tidak sabar lihat si dedek. Pasti ganteng kayak ayahnya" bunda Suci ikut mengusap perut putrinya.

"Bunda bisa saja" ucap Azzam kemudian menyalimi punggung tangan ibu mertuanya.

"Makin subur saja kamu, Zam" komentar bunda Suci saat melihat porsi tubuh menantunya yang naik cukup drastis.

"Iya bunda. Maryam belakangan ini kebiasaan ngidam makanan, tapi saat diturutin, paling makannya dua-tiga suap, trus sisanya aku yang disuruh habisin" jujur Azzam membuat bunda Suci tersenyum.

"Eh Maryam dimana?" Bunda Suci mencari putrinya yang tiba-tiba menghilang dari sisinya.

"Itu" tunjuk Azzam pada istrinya yang sudah bermanja-manja ria kepada pria beranak lima yang sudah sedari tadi duduk disofa.

"Ya Allah, Maryam" bunda Suci menggeleng pelan melihat tingkah putri bungsunya.

"Bunda" Zahwa yang sudah berdiri di dekat bunda dan omnya mulai membuka suara. Hal itu membuat Maryam melepaskan pelukannya dari tubuh kakaknya.

"Awa mau juga" ucapnya cemberut kemudian memeluk kaki omnya.

"Ya Allah. Tidak ibu, tidak anak, kelakuannya sama saja" bunda Suci kembali menggeleng.

"Biarkan sajalah bunda. Namanya juga lagi ngidam" Azzam merangkul bahu ibu mertuanya yang terlihat sangat gemas pada istri dan putrinya.

"Bunda lihat, kamu santai sekali. Kalau bunda tebak, pasti sering kayak begini?" Tebak bunda Suci.

Azzam mengangguk membenarkan. "Begitulah bunda. Setiap kali kita tidak sengaja bertemu, pasti begitu. Manjanya kumat" Azzam terdengar santai.

"Kamu yang sabar ya"

"Azzam mengerti kok. Apalagi Yusuf kan kakaknya Maryam. Tidak mungkinlah kalau aku mau cemburu sama iparku" bunda Suci tersenyum kemudian mengajak menantunya untuk duduk.

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang