chapter 36 DAS

1.7K 93 3
                                    

Hai balik lagi nih..
Terima kasih yang masih setia menunggu..

Yuklah lanjut baca lagi

.

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘

.
.
.


"Mas Azzam ngapain di situ?" Tanya Maryam saat melihat suaminya yang melihat keluar jendela dengan melipat kedua tangannya didepan dada. Senyum lebar sering kali terlihat dibibirnya.

"Mas ngapain?" tanya Maryam lagi karena suaminya tidak mendengarnya.

Azzam berbalik dan melihat istrinya dengan tersenyum. "Sayang sini!" Pinta Azzam dan Maryam menurut, berjalan mendekati suaminya.

Azzam membawa Maryam ke depannya kemudian memeluk perut istrinya dari belakang. "Lihat kebawah" bisik Azzam menyandarkan dagunya di bahu Maryam.

Maryam menurutinya dan senyumnya langsung terbit. "Aku senang lihat ibu bahagia, dan Fika akhirnya punya teman" Azzam mengungkapkan isi hatinya. "Kamu tau, dulu aku sering sekali lihat ibu dan Fika dari sini. Jujur aku dulu marah sama Sarah dan itu kena juga di Fika. Makanya aku tidak terlalu memperhatikannya. Ibu yang lebih sering rawat Fika. Sedangkan aku.." "udah mas, itu sudah masa lalu" Maryam memotong ucapan suaminya sembari mengusap punggung tangan suaminya yang melingkar di perutnya.

Ditaman belakang rumah mereka memang ada ibu Cita yang menggendong sikecil Zain, sembari menemani Fika dan Zahwa bermain lari-larian.

"Sekarang kamu adalah ayah yang baik dan hebat. Ayah yang meskipun kelelahan karena baru pulang kerja, tetap akan memperhatikan anak-anaknya dan memanjakan mereka" Maryam melihat kearah suaminya yang masih meletakkan dagu di bahunya.

"Itu semua terjadi karena kamu" bisik Azzam kemudian mencuri kecupan di pipi istrinya.

"Bukan karena aku juga. Tapi karena niat kamu yang tulus mas" Maryam mulai membalikkan badannya dan melingkarkan kedua tangannya dileher suaminya. "Kamu adalah ayah terbaiknya anak-anak dan suami terbaikku" ucap Maryam dengan senyum lebar. Cup. Maryam langsung menyembunyikan wajahnya didada suaminya karena malu setelah mengecup dagu suaminya.

"Masih malu saja" Azzam mengusap lembut kepala istrinya yang tertutup jilbab.

"Memangnya kamu, tidak tau malu" Maryam mendongak menatap wajah suaminya.

"Yee.. biarin, sama istri sendiri kok" Azzam dengan gemas mencubit hidung istrinya.

"Ih.. sakit" rengeknya dengan cemberut, sembari berusaha melepaskan tangan suaminya.

"Mas lepas dong, sakit" Maryam memasang wajah ingin menangis.

Azzam tersenyum kemudian melepaskan cubitannya dari hidung istrinya yang memerah karenanya.

Maryam berjalan kearah cermin meja riasnya sembari mengusap hidungnya. "Tuhkan merah"

Azzam mendekati istrinya. Azzam mensejajarkan tingginya dengan tinggi istrinya. "Bagaimanapun kamu, kamu tetap yang tercantik dan terbaik dimataku" ucap Azzam sembari mengapit dagu istrinya dengan kedua jarinya.

Maryam tersenyum malu. "Kamu jago ngegombalnya"

"Dan aku ngegombalnya cuma untuk wanita cantik yang ada didepanku saat ini" ucap Azzam kemudian mengedipkan sebelah matanya.

"Ih.. aku malu" Maryam menutup wajah suaminya dengan kedua tangannya.

"Mas.." Maryam terkejut.
"Dan aku bahagia" Azzam mengangkat tubuh istrinya dengan mudah dan membawanya berputar beberapa kali.

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang