chapter 30 DAS

2.6K 117 6
                                    

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘

.
.
.



Maryam menatap kakak dan kakak iparnya yang baru saja kembali. Kakak iparnya berada dalam gendongan kakaknya dan mata kakak iparnya terlihat sembab.

"Kak ada apa?" Tanya Maryam segera berjalan mendekati kakaknya.

"Biarkan kakakmu duduk dulu, Maryam" tegur ayah Adit pada putri bungsunya.

Maryam akhirnya mengikuti langkah kakaknya yang berjalan kearah sofa, didekat sang bunda.

"Bunda" ucap Yusuf pelan setelah mendudukkan istrinya diatas sofa.

"Ada apa, nak" bunda Suci menatap putranya dengan lembut. Yusuf langsung masuk kedalam pelukan bundanya.

"Yusuf akan punya satu malaikat kecil lagi" ucapnya lagi terdengar sangat bahagia.

Bunda Suci menjauhkan wajah putranya darinya. "benarkah?" Mata bunda suci terlihat berbinar.

"Bunda" kali ini Laila yang menunduk dipangkuan bunda Suci.

"Laila salah bunda, Laila yang udah bohongin mas Yusuf, kalau Laila sebenarnya tidak minum obat pencegah kehamilan" ucapnya membuat yang lainnya termasuk Maryam dan Azzam mengerti apa yang terjadi.

"Tidak apa-apa, nak. Itu adalah rejeki dari Allah SWT" bunda Suci menenangkan menantunya.

"Tapi bunda masalahnya.." Laila menggantung ucapannya. "Laila hampir membunuhnya. Laila tidak tau kalau dia ternyata sedang tumbuh di perut Laila" Laila menangis dalam pangkuan bunda Suci.

"Sayang" Yusuf menegur istrinya yang kembali terisak. "Sayang tenangkan dirimu" Yusuf membawa istrinya kedalam pelukannya.

"Bawa kak Laila kekamar saja, biar bisa segera istirahat" ucap Maryam.

Yusuf segera mengangkat istrinya yang memang berada dalam pangkuannya.

Maryam melihat punggung kakaknya yang semakin menjauh, dan menghilang di tangga terakhir lantai atas.

"Kak Yusuf marah?" Tanya Maryam pada bundanya.

"Tidak, Yusuf hanya trauma. Kamu ingatkan kalau Laila sempat koma cukup lama setelah melahirkan si kembar?" Tanya bunda suci. "Yusuf takut jika hal itu kembali terjadi. Apalagi seperti yang kamu lihat, sikembar masih kecil untuk punya adik lagi, mereka bahkan belum cukup dua tahun" jelas bunda Suci membuat Maryam mengangguk.

Cukup lama mereka mengobrol hingga terdengar suara langkah seseorang yang turun dari tangga.

"Kamu tidak istirahat?" Tanya bunda Suci saat melihat putranya disana.

Yusuf menggeleng pelan kemudian berjalan kearah bundanya. Yusuf duduk di samping bundanya dan memeluk bundanya sangat erat.

"Kak Laila sudah tidur?" Tanya Maryam pelan dan Yusuf kembali mengangguk dalam pelukan bundanya.

"Berdo'a saja yang terbaik untuk istrimu" ucap bunda Suci mengusap rambut hitam putranya.

Maryam berpindah duduk di samping kakaknya kemudian ikut memeluk tubuh kakaknya. Ia sadar jika kakaknya sekarang sedang diliputi rasa takut, takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada istrinya.

"Ayah" Fika yang baru masuk kedalam rumah langsung berlari kearah ayahnya yang sedang memangku sang adik.

"Salam dulu, Fika" tegur Maryam lembut membuat Fika menggaruk lehernya yang tidak gatal.

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang