Hai..
Balik lagi nih..Maafkan diriku yang terlambat update ya..
Yuklah lanjut lagi
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘.
.
.Mobil yang ditumpangi Azzam berbelok masuk melewati pagar tinggi sebuah rumah berukuran cukup besar.
Tatapan Azzam jatuh pada bangunan rumah yang terlihat sangat bagus dan kokoh. Rumahnya terlihat sangat bersih dan terawat dengan baik.
Mobil berhenti didepan tangga yang berhadapan langsung dengan pintu rumah.
"Terima kasih, pak" ucap Azzam turun dari mobil yang ia tumpangi. Yang ia tau sopir itu adalah suruhan dari sang kakak ipar yang memang sudah berada di Papua semenjak beberapa hari yang lalu.
Tok tok tok
Azzam mendengar langkah buru-buru dari dalam rumah yang ia ketuk pintunya. Tidak menunggu lama pintu didepannya akhirnya terbuka."Den Azzam ya?" Tanya wanita paruh baya yang membuka pintu.
"Iya, em.." "saya bi Lusi den" ucap wanita itu memperkenalkan dirinya.
"Silahkan masuk den" Azzam menyeret kopernya memasuki rumah yang berukuran cukup besar itu. Dilihatnya bagian dalam rumah yang terlihat sangat rapi, beberapa foto terpajang didinding membuatnya tau, rumah siapa yang ia datangi saat ini.
Azzam membawa langkahnya mendekati salah satu foto besar yang terpajang didinding. Azzam tersenyum saat melihat gambar istrinya disana masih memakai pakaian putih biru, dan disana kakak iparnya telah memiliki Haikal. Itu adalah foto keluarga istrinya.
"Foto itu baru-baru ini di pajang oleh non Laila" jelas wanita paruh baya yang tadi memperkenalkan dirinya sebagai bi Lusi.
Azzam mengangguk pelan mengerti dengan ucapan bi Lusi. "Yusuf dan Laila ada kesini?" Tanya Azzam masih tetap memperhatikan foto-foto yang tergantung didinding.
Ada foto sang kakak ipar, Fatimah bersama sang suami dan putri kecilnya. Ada foto kakak angkat istrinya bersama sang istri yang terlihat tengah mengandung. Ada juga foto seorang wanita yang tidak begitu ia kenal, tapi ia merasa pernah melihat, bersama seorang pria dan tiga anak kecil yang terlihat mirip. Dan masih banyak foto yang lainnya yang Azzam merasa cukup asing dengan orang-orang yang ada di foto itu.
"Itu foto keluarga besar tuan Adit. Itu saudara den Raihan, bersama suami dan ketiga anak kembarnya" jelas bi Lusi membuat Azzam mengangguk. Ia ingat jika pernah bertemu dengan wanita itu di acara pernikahannya dengan sang istri.
Azzam merasa cukup bersalah karena sama sekali tidak mengenal keluarga besar sang istri kecuali keluarga intinya saja. Jadinya ia tidak tau jika keluarga istrinya sangat besar. Seandainya ia tau mungkin saja dia bisa mengetahui dimana istrinya berada sedari awal.
"Den Azzam" lamunan Azzam buyar.
Azzam langsung melihat kearah bi Lusi"Bi, apa Maryam pernah datang kesini?" Tanya Azzam ragu.
"Iya. Non Maryam datang sama non Laila, sama Haikal, dan Syifa juga" jelasnya memberitahu.
"Oh iya, selamat ya den Azzam, bentar lagi si dedek lahir. Anak kedua, kan?" Tanya bi Lusi membuat Azzam terdiam sejenak
"Bibi tau dari mana?" Tanya Azzam pelan
"Non Maryam yang cerita"
Maryam bahkan masih menganggap Fika, adalah putrinya juga. Azzam sungguh tidak tau terbuat dari apa hati istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...