28. Hanya "Akhir"

3K 622 47
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Tidak ada awal tidak ada akhir. Kenyataan berbanding terbalik. Terhempaskan oleh keadaan dan keegoisan hati.”

***

Hijau rimbun pepohonan yang disapu oleh semilir angin menimbulkan suara gemerisik merdu. Memberikan ketenangan kepada Alya yang bernaung di bawah pohon perbatasan, sedang ratusan bunga wedelia tumbuh liar dengan indah mengelilingi.

Bibir Alya mengulas senyum saat dia menoleh ke samping, melihat seseorang duduk menemani. Daffa Raffan bersamanya. Lelaki itu memeluk kedua lutut, membiarkan rambut depannya yang memanjang tertiup angin.

“Apa kamu merindukannya juga? Pohon perbatasan milik kita,” tanya Alya sembari menoleh ke belakang. Pada pohon yang menjadi saksi pertemuannya dengan lelaki itu. “Sekarang dia sudah tua. Akar-akarnya keliatan rapuh,” ucapnya dengan sedih.

“Apa menurutmu pohon ini tetap ada, meskipun kita sudah tua nanti?” Alya bertanya lagi.

Namun Daffa diam. Masih memeluk kedua lutut sedangkan kedua mata terpejam.

“Kamu masih marah sama aku? Karena aku menyeret kamu kembali ke sini. Membawa kamu dengan paksa?” 

Daffa tidak menjawab. Hingga saat angin menyapu lagi dan dedaunan berguguran dari ranting, akhirnya lelaki itu membuka mata.

Kosong…

Alya tidak menyukai pandangan kosong itu. Itu adalah pandangan milik Senja Azhar yang selalu menghujat kepada Allah. Membenci hidup dan mengutuk langkahnya di muka bumi.

Alya Sahira takut.

Sungguh sangat takut.

“Kamu kenapa?” Alya meraih tangan Daffa, menggenggamnya. “Lihat aku! Alya Sahira di sini. Daffa lihat aku,” desaknya. Bahkan duduk bersimpuh di depan lelaki itu.

Namun lagi…

Hanya sepasang mata dengan iris warna coklat yang tertimpa sinar matahari balas menatap Alya. Seakan raga Daffa saja yang ada di depan Alya tapi tidak dengan jiwanya.

“Daffa! Senja!” Alya menangkup wajah lelaki itu. “Lihat aku. Alya di depan kamu.”

Tapi suara Alya tampak tidak terjangkau oleh Daffa. Mata yang tidak berkedip itu menatap jauh. Pada satu tempat yang tak terlihat oleh Alya.

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang