53. Terimakasih Untuk Segalanya

3.7K 752 121
                                    

"Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"

© Story of "Surga di Balik Jeruji 2" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.

"Sungguh, terimakasih untuk segalanya Alya Sahira."

***

Daffa selesai berganti pakaian, dia mengenakan baju pasien rumah sakit yang membuat semua anggota keluarga Guntur menghela napas berat dan mengalihkan pandangan segera. Tidak ada senyum, ekspresi mengatakan bahwa mereka tidak percaya harus melihat Daffa mengenakan baju itu kembali. Hanya Alya Sahira yang menghampiri dengan bangga, kedua tangannya dengan telaten mengancingkan baju Daffa. Merapikannya.

"MasyaAllah, suami Alya selalu kelihatan tampan mengenakan pakaian apa pun," pujinya. "Jangan senyum! Nanti banyak yang jatuh cinta sama kamu." Melontarkan candaan di tengah suasana yang suram.

Daffa menatap lekat Alya. Pada perempuan yang Daffa tahu selalu bersembunyi di balik senyumnya. Berpura-pura tegar, menahan tangis agar Daffa tidak merasa bersalah. Sungguh, Daffa lupa kapan terakhir kali dia mendengar Alya tertawa lepas.

"Maafkan aku."

Gerakan Alya menyapu pundak Daffa terhenti, dia mendongak. "Maaf untuk apa?"

"Untuk segalanya."

Alya menurunkan pandangan. "Alya nggak ngerti kenapa Daffa harus minta maaf, harus dijelaskan. Karena Alya mudah salah paham. Apa Daffa selingkuh?"

Mau tak mau, senyum kecil terulas di bibir Daffa. "Maaf karena kamu harus melihat aku mengenakan baju ini lagi. Maafkan Daffa untuk hal itu."

"Oh, Alya pikir Daffa selingkuh. Kalo soal ini Daffa sama sekali nggak perlu meminta maaf." Alya mengelus pipi Daffa lembut. "Jangan berpikir yang enggak-enggak. Jangan mengkhawatirkan apapun. Alya nggak terluka. Jadi jangan merasa bersalah." Dia menganggukan kepala untuk menenangkan Daffa. "Cukup kamu menepati janji untuk kembali padaku. Bisa kan?"

"InsyaAllah."

Perhatian mereka teralih ketika pintu kamar rawat rumah sakit digeser. Galih datang bersama beberapa perawat, salah satu dari mereka membawa kursi roda, mereka datang untuk menjemput Daffa yang lagi membuat Keluarga Guntur semakin berat melepaskan.

"Sudah siap Senja? Apa kita bisa pergi sekarang?" tanya Galih. Dia terlihat takut pada keluarga Guntur yang memberikan tatapan dingin. "Aku akan mengantarkan kamu ke ruang operasi."

"Tunggu sebentar Tuan Galih, saya berpamitan sama keluarga saya dulu. Mama sudah siap? Mama di mana?" Daffa bertanya. Untuk pertama kali semua orang mendengarnya memanggil 'Mentari' dengan sebutan Mama. "Apa Mama sudah ada di ruang operasi?"

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang