9. Fajar Bercahaya

3.6K 749 112
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Maafkan aku. Harus meninggalkan kamu dua kali di kehidupan ini”

***

Entah apa yang ada dalam pikiran Daffa Raffan ketika dia diajak Imron ke sebuah tempat pemakaman umum. Saat Imron Fatoni membawa Daffa untuk duduk bersimpuh menghadapi sebuah makam, di mana kayu nisannya terlihat begitu lusuh. Tampak jelas lama tak pernah dikunjungi oleh sanak keluarga dan mungkin hanya Imron sendiri yang menjadi pengunjungnya.

Mata Daffa menatap nama yang tertulis dengan kasar. Nama dari seseorang yang telah lama menghilang dalam hidupnya. Pergi dengan berjalan tegap namun dua puluh tahun kemudian hanya nisan yang Daffa tatap.

Fajar Azhar”

Di bawah sinar matahari yang mulai menenggelam. Seorang yang menjadi bagian terpenting dalam hidup Daffa ternyata telah beristirahat dalam keabadian.

Alya mengenggam tangan Daffa. Dia menatap penuh rasa cemas, kepada lelaki yang tidak membuka suara sama sekali.

“Inilah peristirahatannya yang terakhir Senja,” kata Imron, mengelus gundukan tanah yang ditumbuhi bunga-bunga liar. “Disinilah dia berada. Berharap untuk sekian lama dalam penantian. Ini adalah kuburan ayah kamu, Fajar Azhar.”

Alya tidak mampu menahan airmata yang menggenang. Mengalir dan jatuh berlinang ke pipi. Dia lebih erat lagi menggenggam tangan Daffa. Namun Daffa tidak memberikan satu pun reaksi, diam dan hanya mendengarkan.

“Dosaku Senja! Ini adalah dosaku yang tidak bisa tertebusi. Kematian ayahmu menjadi penyesalan terbesar dalam hidupku.” Imron melanjutkan dengan napas tersenggal. Dia menatap Daffa lekat. “Fajar tidak membuangmu. Kamu salah mengira. Aku salah mengira. Kita berdua salah. Selama ini Fajar bekerja keras untuk kembali pulang. Berusaha keras untuk kembali padamu.”

Hening menyedihkan. Hanya terdengar pengajian yang mulai dilantunkan dari masjid ke masjid, menandakan magrib akan segera menyapa.

“Ayah Senja?” Alya menggantikan Daffa untuk bertanya. Walaupun suaranya gemetar. “Apa hubungan Bapak dengan ayah Senja?”

“Kami adalah teman baik. Fajar dan saya seperti layaknya saudara, walaupun!” Imron kembali mengarahkan matanya ke nisan Fajar. “Saya mengkhianatinya. Saya mengkhianati kepercayaan Fajar untuk menjaga Senja.”

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang