21. Keluarga Handoko

3.2K 614 51
                                    

"Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"

© Story of "Surga di Balik Jeruji 2" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kami memahami. Mungkin karena itulah kami saling mencintai"

***

Terjebak kembali di meja keluarga Handoko membuat Daffa merasa canggung, tapi paling tidak dia tidak seorang diri, ada Alya Sahira menemani, perempuan itu duduk di sampingnya. Walaupun Daffa menangkap pandangan tidak suka Alya pada Bima Handoko-karena sikap tak acuh Bima, seakan insiden beberapa jam yang lalu di basement rumah sakit tidak pernah terjadi.

"Aku senang kamu memilih untuk datang ke acara dinner ini." Galih berkata seraya menuangkan air ke gelas Daffa. "Senang kamu menjadi anggota yayasan ini. Asal kamu tahu, aku baru saja memeriksa rekerning yayasan. Banyak yang masuk! Jumlah yang besar. Mereka menyumbangkan banyak uang karena kamu." Dia tertawa senang.

"Saya tidak melakukan apapun. Mereka menyumbang karena Allah yang menggerakkan hati mereka." Daffa menyahuti, dia menyayat daging steak hingga potongan kecil dan memberikannya kepada Alya. "Ini sayangku."

Alya tersenyum. "Terima kasih."

"Dan kalian adalah pasangan yang serasi. Semua orang menatap kalian dengan kagum," pendapat Galih. Memperhatikan Daffa dan Alya. "Aku mendengar banyak cerita yang berhembus tentang kalian berdua. Bahwa kalian terpisah lama namun kemudian bertemu kembali."

Daffa menanggapi perkataan Galih dengan senyum kecil. Cerita dirinya dengan Alya bukan rahasia publik lagi. Semua orang pastilah tahu dari pemberitaan televisi, media sosial ataupun film dokumenter universitas perfilman angkasa. Nama Daffa Raffan selamanya tidak akan terbebas dari politikus terkenal Cahyo Kusuma yang sekarang ini mendekam di balik jeruji besi penjara.

"Dan aku menyesali. Sungguh. Aku pun sangat marah saat mengetahui kebenarannya. Sangat tidak adil." Wajah Galih seketika memberang. "Kamu menjadi korban dan masuk ke dalam penjara padahal kamu tidak bersalah sama sekali. Berada di dalam penjara yang busuk itu. Pastilah sangat menakutkan. Aku tidak bisa membayangkan tinggal bersama dengan para napi yang kejam."

"Semua sudah berlalu, menjadi pelajaran dalam hidup saya. Dan lagipula...." Perkataan Daffa terhenti.

Entah kenapa Daffa terusik saat mendengar Galih mengatai para napi dengan sebutan 'kejam'. Galih Handoko belum pernah bertemu dengan salah satu napi di lapas Arisuma, bahkan dia tidak pernah menginjakkan kakinya di sana. Bagaimana bisa Galih menilai para napi dengan mudah? Mungkin saja mereka yang menghuni di dalam penjara, di mata Allah lebih mulia dibandingkan para orang kaya yang saat ini berkumpul di acara amal.

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang