Kehidupan Daffa Raffan berubah ketika dia terbebas dari penjara. Ia menjadi seorang mahasiswa, seorang pegawai perusahaan mabel dan juga seorang suami dari perempuan yang dia cinta, Alya Sahira. Dia mendapatkan kebahagiaan yang tidak pernah dimiliki...
"Aku bukan Alya yang pemberani, bukan Fitri yang memiliki hati teguh. Aku hanya Keyla Arum yang hanya bisa berserah diri"
***
PS : Alur waktu cerita diambil saat Aksa berumur delapan bulan. Jadi jangan bingung ya.
Seharusnya saat undangan pernikahan Fitri dan Bonte sampai ke tangan Keyla, dia tersenyum senang, namun sulit dia lakukan saat melihat tulisan yang tercetak di kartu undangan.
"Keyla and Partner."
Keyla mendengkus kesal.
"Si Fitri cari masalah aja sama gue! Sudah tahu gue jomblo, masa gue disuruh datang ke pernikahannya sama partner? Partner gue siapa coba?"
Keyla menyelesaikan pekerjaannya merangkai bunga yang sempat terhenti karena paket datang-mengantarkan surat undangan pernikahan Fitri dan juga baju seragam untuknya-lalu meletakkan bunga yang dirangkai ke dalam vas. Keyla menggerutu, membuat seorang pembeli yang ingin membeli bunga mengurungkan niat dan memilih keluar toko, suasana hati Keyla sedang buruk.
"Gue yakin Fitri sengaja menulisnya! Pengen pamer. Mentang-mentang sebentar lagi melepas status jomblo." Keyla kemudian duduk di salah satu meja menghadap jendela, meminum es cendol dengan cepat. "Pengen nyombong di depan gue, kalo dia berhasil menikah sama Kak Zidan. Berhasil menikah dengan orang dia cinta. Dasar cewek nggak punya hati."
Dan baru saja!
Keyla menyinggung nama Fitri, mengatai-ngatai sahabatnya itu. Ponsel Keyla bergetar. Nama Fitri tertera di layar ponsel. Walaupun enggan Keyla meraih ponselnya dari atas meja.
Fitri videocall.
"Sudah lo tentukan sama siapa lo datang?" Fitri langsung bertanya. Wajahnya terlalu dekat ke layar. Tidak mengenakan kacamata membuat Fitri kesulitan melihat. "Key! Sama siapa lo datang ke nikahan gue?"
"Kasih salam dulu Nyah! Mana sopan santun lo."
Fitri cekikikan. "Sorry, gue lupa! Assamualaikum wahai sahabatku. Kabar lo baik kan? Oh iya Mbak!" Dia seketika menarik lengan seorang perempuan muda sembari menunjuk resleting di rok kebayanya. "Ini kesempitan Mbak, saya nggak bisa gerak. Nggak bisa jalan."
Fitri sekarang berada di butik, fitting baju pernikahan dan sedang bicara pada salah satu karyawan, mengeluhkan baju kebaya putih serta roknya yang kesempitan. Si karyawan memeriksa sebentar lalu mengangguk.