4. Sebuah Keluarga

4.8K 789 62
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Karena aku bahagia. Karena itulah aku takut ini hanyalah mimpi. Hanyalah ilusi.

***

Halaman belakang rumah keluarga Guntur dipenuhi canda dan tawa sehabis shalat Isya. Makan malam kali ini menjadi lebih spesial karena keluarga Guntur melakukan jamuan makan malam dengan keluarga Nugroho, calon besan. Meja panjang diletakkan di luar ruangan, kursi-kursi diduduki oleh semua anggota keluarga, sedang berbagai makanan tersaji memberati meja. Lampu-lampu taman bersinar terang sehingga semua orang bisa saling menatap satu sama lain.

“Nggak terasa! Tinggal hitungan hari saja,” ucap Haris Nugroho, dia menuangkan semur daging ke nasi hangat. “Tinggal berapa hari Mah sebelum hari pernikahan?” tanyanya pada Rahmawati, isterinya yang tepat duduk di sampingnya.

“Tinggal empat hari Pah. Tinggal empat hari sampai Rianti sah menjadi anggota keluarga Guntur.” Rahma mengingatkan sekaligus menggoda Rianti, putrinya yang tersipu malu. “Semoga tidak ada halangan sampai hari pernikahan, semoga lancar, tidak ada masalah.”

“Amin ya Allah.” Laila menyahuti. Dia menawarkan piring berisikan terung balado kepada calon menantu, Rianti. “Tapi kamu sudah mengambil cuti kan, Nak? Di stasiun berita tempat kamu bekerja?”

Rianti menganggukkan kepala. “Sudah Mah. Rianti sudah mengambil cuti selama satu bulan.”

“Apa nggak jadi masalah tuh?” sela Alif. Mulutnya penuh makanan sehingga kalimatnya terucap tidak jelas. “Kak Rianti reporter andalan di stasiun berita OneTv. Jangan sampai hanya karena Kak Farhan impian Kak Rianti berhenti begitu saja. Sayang Kak, nggak sebanding dengan usaha Kakak untuk menjadi reporter.”

“Makan atau ngomong, pilih salah satu!” Farhan menghardik keras pada Alif. “Gue nggak ngerti lo ngomong apaan. Kumur-kumur lo?”

Sudut bibir kanan Alif tertarik. Dia menatap Rianti sembari menunjuk Farhan. “Dan Kak Rianti yakin mau menikahi orang ini? Gunung berapi! Masih ada waktu Kak, silakan mundur sekarang,” sarannya, membuat Farhan geram dan melempar serbet kotor kearahnya.

“Neh bocah sama sekali nggak berubah!” Farhan mengomel lagi, tidak peduli di depan calon besan. “Daffa!” Dia menyerang satu orang yang tadi hanya diam mendengarkan, hanya tertawa menanggapi saat melihat Farhan marah.

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang