41. Kekesalan Keluarga Guntur

3.5K 671 95
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Trauma ini! Membawa sakit yang tiada henti.”

***

Kaki Daffa di tekuk secara perlahan oleh Yulianto dan Surya sedang keluarga Guntur menatap cemas saat lelaki itu merintih sakit waktu Yulianto menekuk kakinya dengan kuat.

“Sakit?” tanya Yulianto, cengiran licik tercetak di bibir.

Daffa menganggukkan kepala. Mengiyakan.

“Dokter sengaja kan?” sembur Farhan. Tampak marah, melihat Daffa yang kesakitan. “Benar kan?”

“Sakit itu pertanda bagus!” Yulianto beralasan. “Itu pertanda nggak ada yang salah sama tubuh Daffa. Dia nggak mengalami kelumpuhan, kebutaan atau apapun itu!” Dan mulai melontarkan perkataan sadis ala Yulianto.

Alya menghampiri Daffa dan menyeka keringat di keningnya. “Kamu nggak papa sayang?”

“Iya, nggak papa,” jawabnya.

“Kondisi Daffa baik,” beritahu Yulianto setelah selesai melakukan pemeriksaan. Semua orang menghela napas lega saat mendengar perkataannya. “Nggak ada komplikasi apapun. Tapi sebagai penjagaan saya sarankan dua hari di rawat rumah sakit, setelah itu Daffa bisa pulang. Saya resepkan beberapa obat. Dan dia harus bedrest selama seminggu sampai kondisinya benar-benar pulih.” Dia menuliskan sesuatu dengan cepat di selembar kertas, Yulianto lupa membawa papan clipboard dan menggunakan punggung Surya; asistennya sebagai sandaran menulis.

“Alhamdulillah. Jadi nggak ada lagi yang perlu di cemaskan Dok?” Guntur akhirnya bisa tersenyum.

Yulianto menggeleng. “Nggak ada! Daffa sudah melakukan pemeriksaan. Nggak ada yang perlu di cemaskan.” Dan menyerahkan hasil catatannya kepada Surya.

Yulianto kemudian melipat kedua lengan di depan dada. Mata tajamnya langsung tertuju pada Daffa, membuat lelaki itu segera menundukan kepala.

“Jadi! Kali ini kamu lolos lagi dari kematian. Suka banget yah, bermain sama nyawa?” Yulianto menyindir.

“Dokter!” tegur Alif.

“Kamu mengalami hipotermia!” Yulianto memberitahu. “Saya malas menjelaskan, kamu bisa cari sendiri di internet. Kamu bahkan mengalami gagal jantung! Tiga menit! Saya harus mengerahkan tenaga untuk melakukan CPR. Kalau kamu juga nggak mengerti apa itu CPR, bisa kamu cari sendiri lagi di internet.” Suaranya terus meninggi dan menusuk.

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang