14. Dia Yang Tak Kembali

3.5K 663 26
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Dia hanya tau tentang menunggu, tidak mengerti bahwa yang pergi belum tentu bisa kembali.”

***

Alya mencelupkan handuk kering ke dalam baskom dan membasahi dengan air. Memeras dengan cepat kemudian meletakkannya di kening Daffa.

“Kenapa Daffa nggak bilang kalau dia tidak sehat?” Guntur duduk sisi di tempat tidur dan menatap Daffa yang tertidur dalam kondisi demam tinggi. “Tiba-tiba saja menghilang di tengah pesta dan memilih sendiri di dalam rumah. Paling tidak dia kasih tahu kamu.”

“Alya juga nggak tahu Pah. Mungkin Daffa nggak mau membuat kita khawatir,” jawab Alya. Dia menatap Laila, Guntur, Farhan dan Alif yang berada di dalam kamarnya. “Pasti dia merasa nggak enak karena hari ini adalah pernikahan Kak Farhan.”

“Dasar Daffa! Sama sekali nggak berubah,” cetus Farhan marah.

Acara resepsi pernikahan telah selesai, para tamu undangan telah pulang. Taman sepi hanya ada pekerja dari wedding organizer yang sedang membersihkan, menurunkan tenda dan juga meruntuhkan kembali pelaminan yang telah terpasang. Meskipun semua keluarga Guntur masih belum pulang, namun rumah terasa damai, rasa lelah menyerang dan kebanyakan dari mereka tertidur dan beristirahat di dalam kamar.

Alya menatap cemas Daffa yang terbaring di atas tempat tidur. Dia pun baru menyadari telah kehilangan Daffa beberapa jam lalu, saat dia mencoba menelpon Daffa tapi tidak dijawab, merasa cemas, Alya mencari Daffa ke dalam rumah dan malah mendapati suaminya tertidur. Alya mengira Daffa hanya kelelahan, namun dia menyadari saat menyentuh wajah Daffa, bahwa suaminya sakit dan terserang demam tinggi.

“Mungkin karena kelelahan.” Laila menduga. Dia mengelus lembut rambut Daffa. “Karena mempersiapkan pernikahan Farhan. Belum lagi dia sibuk kuliah dan kerja.”

“Pasti begitu. Kak Daffa memporsir diri lagi.” Alif duduk di lantai, menghadap Daffa yang tertidur. “Apa perlu kita membawa Kak Daffa ke rumah sakit Pah?” tanyanya kepada Guntur.

“Demamnya tinggi Alya?” Guntur menanyai Alya yang segera mengambil thermometer dan memeriksa suhu badan Daffa.

“38 Pah. Cukup tinggi.” Alya menatap thermometer dengan cemas.

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang