Part 2

859 48 4
                                    

"Pura pura bahagia jauh lebih baik
Daripada perhatian hanya karena kasihan"





Seorang remaja yang sedang mengendarai motor ninja kesayangannya atau biasa di sebut si Blue itu memasuki pekarangan rumahnya. Aneh banget deh, sudah tahu motor warna merah malah dinamain si Blue, ketahuan banget kan kalau lagi belajar bahasa inggris suka ngelantur ke area mimpi, alias tidur.

Saat dia membuka pintu dia tidak melihat ada tanda-tanda kehidupan di dalam rumah, alias sunyi.

"Assalamualaikum ya ahli kubur!" teriak Gevan.

"Saya mau tanya penghuni rumah pada kemana ya? Apa jangan jangan saya salah alamat?" tanyanya entah pada siapa.

Tiba-tiba ia jadi teringat lagu yang pernah ngetren pada zamannya yaitu lagu ayu ting ting yang berjudul alamat palsu, lalu Gevan malah bernyanyi sambil joget joget.

"Kesana kemari membawa alamat,"

"Tett Tettt ....,"

"Namun yang kutemui bukan rumahku,"

"Mammiiiii yang ku terima alamat palsu,"

Sedang asik-asik nya bernyanyi sambil joget, tiba-tiba terdengar suara menggelegar dari lantai atas.

"GEVAN! pulang sekolah bukanya ngucapin salam, ini malah nyanyi-nyanyi kaya orang setres!"

"Yaalloh mamyku yang baiknya kadang-kad------

"Apa kamu bilang!" potong Lita sarkas.

"Iya iya, tadi tuh anak mamy yang gantengnya mirip chaneunwo ini sudah ngucapin salam tapi kagak ada yang nyaut," jawab Gevan.

"Yasudah sana mandi!Ngaku-ngaku mirip siapa tadi can ... can ... cahbagus atau apalah itu, pacar aja gak punya," ucap Lita

"Eits jangan salah mami lihat aja nanti Gevan bakal bawa pacar sekaligus penghulunya biar langsung di ijab qabul,"

"Ijab qabul ndasmuu, memang ada gitu yang mau sama orang modelan kaya kamu!" ucap Lita sarkas.

"Yeee si mamy di bilangin juga,"

"Yaudah iya deh terserah kamu mami mau mau lanjut pedicure medicure lagi, byee!" ucap Lita sembari melengos memasuki kamarnya.

"Dih udah tua juga masih main begituan!" gumam Gevan

"Heh mami denger ya! "teriak Lita sambil melirik gevan tajam

"Ampun kanjengg mamy!" jawab Gevan sambil menyatukan kedua tangannya

Saat Gevan menaiki tangga dan ingin memasuki kamarnya,

PRAKK

••••

Disisi lain Lita sedang misuh misuh sendiri atas kelakuan anaknya itu.

"Kenapa sih punya anak semua gak ada yang bener," ucapnya kesal

Saat ingin membuka pintu ia mendengar suara barang pecah dari dalam, buru buru leta masuk dan ...

PRAKK

"ALIBB!" teriaknya menggelegar.

"Apasih mom?" ucap Gevan kesal saat sudah sampai di depan pintu kamar Lita, tadi dia mendengar suara barang pecah mangkanya dia langsung kesini.

"Lagian kenapa harus teriak teriak coba, emangnya mami kira ini itu hutan apa!" sambung Gevan

"Tuh kamu lihat adek kamu!" ucap Lita menunjuk Alib yang sedang duduk diatas meja riasnya.

"AUOOO .... demi ikan di laut yang kagak ada habis habisnya, kenape kamu cil?" teriak Gevan histeris melihat adiknya yang sudah seperti mimi peri.

Yang ditanya malah melongo sambil mngerjap ngerjapkan matanya lucu, heran dengan sikap mammy dan abangnya yang sudah meneriakinya.

"Mami sama abang ngapain teriak teriak sih!Ganggu orang aja," ucapnya kesal

"Alib kamu ngapain sih dandan kaya gini, dan ini apaan juga make up mammy sampai bisa pecah?" tanya Lita sambil berusaha menahan emosi melihat barang barang tempurnya habis berantakan.

"Oohh ini, tadi tuh aku di sekolah di suruh sama temen temen cewek katanya biar kaya bapak bapak korea gitu mi," jawab Alib.

"Mph ... hahahahaaa mana ada bapak bapak korea, opa opa kali ah dasar bocah curut," ucap Gevan ngakak sendiri dengan ucapan adiknya.

"Yaudah kamu turun sana!Cepetan cuci muka," titah Lita kepada Alib.

Alib hanya menggangguk saja sambil turun dengan cepat.Tiba tiba tangannya tidak sengaja menarik taplak meja.

SRETT

PRAKK

Seluruh alat make up Lita sudah berserakan di lantai.

"HUAAAAA Alib kamu apakan alat tempur mammy," teriaknya.

Gevan yang melihat kelakuan mammy nya langsung tepuk jidat. Kenapa harus nangis coba tinggal beli lagi susah amat dah. Tak mau berlama lama ia segera keluar dari kamar takut terkena amukan macan.

••••

Seorang gadis sedang termenung seorang diri di balkon kamarnya. Ia sedang duduk termenung sembari memandangi langit malam. Inilah yang ia tidak suka jika berada di rumah, selalu sunyi dan sendiri karena itulah ia benci situasi seperti ini.

"Bundaa Ana rindu," ucapnya parau sembari terduduk di lantai.

"Ana pengen di peluk bunda," ucap gadis itu sembari terisak.

"Ana sendirian Bunda, bang Faza selalu sibuk Bunda, dia selalu ninggalin Ana sendirian,"

Dia curhat entah kepada siapa?Mungkin juga kepada angin malam yang menemaninya sekarang?Entahlah hanya dia dan tuhan yang tahu.

Dia adalah Zulfana Mikaila Ranova gadis yang selalu terlihat galak dan ceria, tetapi ia juga mempunyai sisi rapuh yang tidak mau ia tunjukan pada orang lain. Dia selalu saja merindukan kedua orang tuanya yang mungkin sudah bahagia di syurga. Dia jadi teringat ucapan bundanya.

"Kamu itu dilatih untuk menjadi anak yang kuat, dan kamu harus yakin meskipun suatu saat nanti Bunda ataupun Ayah udah gak ada disisi kamu, tapi Ana harus tahu bahwa Bunda dan Ayah selanya akan ada disini ...," tunjuknya pada dada Ulfa "dihati kamu" lanjut Alya kepada Ulfa kecil, waktu itu mungkin umurnya baru berusia 5 tahun.

Ulfa malah semakin terisak saat meningat nasihat bundanya itu, rasanya ia masih belum menerima karena harus kehilangan malaikat tak bersayapnya dan cinta petamanya yaitu sang ayah.

Dia juga teringat akan ucapan ayahnya waktu itu.

"Kadang kita selalu merasa sedih terlalu berlebihan tentang apa yang tuhan berikan kepada kita, tanpa kita sadari bahwa akan ada hikmah dari kesedihan tersebut."

"Kamu harus yakin bahwa allah tidak akan memberikan cobaan diatas batas kemampuan hambanya, jadi suatu saat nanti tunjukanlah pada dunia bahwa kamu itu wanita yang kuat dan kamu juga diajari untuk pantang menyerah sampai menemukan kebenaran."

"KOMANDO ...,"

"KOMANDO ... " balas Ulfa kecil sembari mengangkat kepalan tangannya.

Dada Ulfa semakin sesak saat ia mengingat nasihat dari Ayah dan Bundanya, ia menatap langit malam lalu mengangkat kepalan tangannya.

"Komando ...," ucapnya parau

Bismillah
Jangan kupa Voment

GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang