Part 31

257 23 1
                                    

Aku suka senja karena meskipun ia datang dan pergi dengan sendirinya, tapi kedatangannya itu memberikan keindahan dan kepergiannya memberikan harapan penantian.

Sedangkan rindu? Dia datang dengan keinginan besar untuk dipertemukan. Tanpa tahu bahwa keinginan nya adalah sebuah kemustahilan.


Malam sudah semakin larut, seorang pemuda baru saja menginjakan kaki di depan rumah sederhana yang dulu merupakan tempat terindahnya untuk pulang karena selalu disambut dengan kehangatan sebuah keluarga. Namun sekarang hanya keheningan yang menyambutnya. Ia langsung menuju lantai atas menuju kamar sang adik, sebuah kebiasaan bagi
Faza setelah pulang ia selalu menegok kamar sang adik, memastikan bahwa sang empu tidur dengan nyenyak. Pria itu mendudukan dirinya di pinggir ranjang, memandang lekat wajah Ulfa yang sudah terbang ke alam mimpi. Ia mengusap lembut sisa air mata dari pipi mulus adiknya. Hatinya kembali berdenyut nyeri saat mengetahui Ulfa belum bisa meninggalkan kebiasaan buruknya, yaitu menangis sebelum tidur.

"Abang tahu ini berat, tapi kamu bukanlah gadis lemah yang akan menyerah begitu saja. Kita masih punya Allah tempat kita bersandar, Abang yakin setelah semua yang kita hadapi, akan ada secercah kebahagiaan yang menunggu." gumam Faza sembari mencium kening Ulfa lama, hingga tanpa sadar setetes cairan bening berhasil lolos dari matanya.

Setelah memastikan adiknya tidur dengan nyenyak, Faza turun ke lantai bawah berniat memasuki kamar kedua orangtuanya. Meskipun tak dapat dihalau jika hatinya selalu sesak saat memasuki kamar itu.

Faza membuka pintu perlahan, ia memandang lurus ke depan. Semuanya masih sama, dari mulai letak benda sampai aroma pewangi diruangan pun masih sama seperti beberapa tahun ke belakang. Itu memang kemauannya, ia tidak mau segala sesuatu yang berhubungan dengan orang tuanya hilang begitu saja. Meskipun yang ia lakukan sekarang akan membuka kembali luka lamanya, tapi setidaknya itu dapat mengurangi sedikit kerinduan yang setiap hari menghantui dirinya.

Ia membuka lemari dan menatap lekat seragam sang Ayah yang masih bergantung rapi disana. Diangkatnya seragam itu, lalu ia peluk dengan erat dan menghirupnya dalam-dalam, meluapkan segala rindunya disana berharap dapat merasakan kembali dekapan hangat dari sang pahlawan.

"Jika takdir dapat diubah, maka aku rela nyawaku ditukar dengan nyawa Ayah, supaya Ayah masih disini menemani Adek. Dan jika pill waktu itu ada, maka aku akan kembali pada hari itu dan akan kudekap Bunda, membisikannya kata-kata penenang dan memberi tahu bahwa apa yang ia dengar itu adalah sebuah kebohongan." ucapnya lirih dan tanpa ia sadari setetes air bening jatuh mengenai seragam sang Ayah yang sedang ia dekap.

"Aku gak bisa sekuat Ayah dalam menghadapi ancaman. Begitupun dengan Bunda, aku tak bisa setegar Bunda yang selalu tersenyum meskipun dunia seakan menghukum. Lantas bagaimna dengan nasib Adek?! Ia juga sama terpuruknya. Dipaksa dewasa oleh keadaan itu benar-benar berat." Faza tak kuasa untuk menahan air matanya, tangisnya sudah pecah sejak tadi.

Setelah puas menumpahkan semua rasa sedihnya, Faza mendudukan dirinya di pinggir ranjang, menatap lurus ke depan sampai pandangannya tidak sengaja menemukan sebuah buku  berwarna merah muda dengan bentuk love diatasnya, yang Faza yakini itu adalah diary sang Bunda.

Dengan perlahan ia mengambil buku tersebut yang berada di meja kerja sang Bunda. Faza penasaran apa saja yang dicurhatkan oleh Bunda nya di dalam buku tersebut. Dan kenapa ia baru menyadarinya sekarang tentang buku itu.

Halaman pertama ia baca yang berisi tentang data diri serta pengenalan. Halaman demi halaman Faza buka, tapi ia hanya sekilas membacanya. Sampai pada saat halaman terakhir. Ia terpaku dengan hari dan tanggal yang tertera disana, karena bertepatan saat Adiknya itu diculik. Ya, memang Ulfa pernah diculik saat umurnya masih belia dan itu mempunyia trauma tersendiri bagi dirinya maka dari itu Faza akan berusaha melindunginya dan tidak akan membiarkan hal semacam itu terulang kembali.

GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang