Part 36

212 19 5
                                    

"Terlalu berharap dan percaya,
  hingga akhirnya tertampar realita"

- Gevan Radithya Pranadipa-

"BRAK!"

Semua orang yang berada di Markas kaget saat melihat Faza menggebrak meja dengan kesal. Mereka semua mengalihkan atensinya kepada Faza.

"Kenapa bisa kambuh? Siapa yang buat dia seperti itu? Apa jangan-jangan ada yang nyakitin dia? IYA?!" Faza berteriak marah, menunggu jawaban dari si penelpon.

" ....."

"BANGSAT! Beraninya dia sentuh adek gue, lihat saja gak akan gue biarin dia lolos!" umpatnya sembari mengacak rambut frustasi.

"Lo tunggu disana jagain adek gue, sebentar lagi gue kesana!" perintahnya.

" ...."

"Shit!  Persetan dengan mereka gue gak peduli!" kesabaran Faza sudah habis, dengan kesal dia mematikan sambungnya.

"Ada masalah apa bro?" tanya Zayan sesaat setelah melihat emosi Faza yang sepertinya sedang meluap-luap.

"Tadi Meisya nelpon, katanya adek gue ada di rumah sakit. Gue gak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi katanya phobia Ulfa kambuh. Dia juga bilang banyak anak Savior yang sedang berjaga disana, karena ketua mereka juga sedang dirawat disana. Gue yakin pasti phobia adek gue kambuh gara-gara Gevan sialan itu!" jelas Faza yang di dengar oleh seluruh anak buahnya, termasuk Marsel yang masih bergabung dengan mereka.

"Sekarang gue harus secepatnya ke sana,  adek gue lagi ngebutuhin gue!" Faza berniat pergi, namun segera di tahan oleh Aldi.

"Tenang dulu Za! Lo jangan gegabah, kita harus masuk tanpa membuat keributan!" ucap Aldi.

Namun perkaaan Aldi barusan tidak di gubris sama sekali oleh Faza, dia tetap ngotot agar ingin segera pergi.

"Peduli setan! Yang penting gue bisa melihat keadaan adek gue, memastikan dia baik-baik saja!" Faza keluar dan akan segera menaiki motornya, tapi perkataan Aldi menghentikan langkahnya.

"Justru itu, lo gak akan bisa jenguk Ulfa jika terjadi keributan."

Faza menggeram frustasi. "Terus gua harus gimana?!"

Aldi tersenyum miring lantas menepuk pundak sahabatnya. "Kita harus main cantik Bro! Serang aja markasnya, gue yakin mereka yang sedang berjaga akan segera pergi jika tahu markas mereka diserang. Apalagi sekarang kondisi ketua mereka sedang tidak memungkinkan. Hitung-hitung kita balas dendam karena mereka hampir celakain adek lo, gimana?"

Faza mengangguk mantap. "Gue setuju, lo emang sahabat gue yang paling the best! Sekarang lo gantiin gue buat pimpin anak-anak untuk nyerang Savior! Biar gue ke rumah sakit berdua sama Marsel." perintahnya.

Aldi mengerutkan dahi bingung. "Lo yakin mau berdua sama dia? Setidaknya lo ajak Nino. Karena kita gak tahu pasti berapa orang yang akan berjaga meskipun mereka tahu markasnya diserang."

"Tapi ..." belum sempat Faza menyelesaikan ucapannya, Aldi sudah memotong.

"It's oke bro, masalah penyerangan serahin sama gue dan Zayan!" jawab Aldi sambil mendorong bahu Faza pelan. "Udah cepetan sana pergi dan jagain adek lo!" perintahnya.

GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang