"Nakal boleh, asal jangan lupa solat,
Karena lo harus ingat kata-kata ini!"Jika aku meninggalkan solat sudah pasti masuk neraka, tapi jika aku melakukan solat aku masih punya kesempatan buat masuk surga
Keheningan kali ini melanda kelas IPS 2, sesuatu yang sangat jarang sekali terjadi karena biasanya mereka akan ribut tiada henti meskipun sedang ada guru di kelas. Dari tadi tidak ada yang membuka suara karena sedang bergelut dengan soal matematika yang memusingkan dan hampir dihindari oleh semua murid.
"Waktu kalian 20 menit lagi!" tegas Bu Zannah yang sedang berkeliling mengawasi para muridnya.
Asep yang sudah merasa frustasi pun akhirnya membuka sura.
"Aduh Bu, saya ini baru keluar dari rumah sakit lo! Masa sudah disuruh ngerjain soal kayak ginian, mana gak ngerti pula, makin pusing kepala saya!" Asep mulai mengeluarkan unek-unek nya.
Keluhan malah tidak ditanggapi oleh Bu Zannah, yang membuat nya tambah kesal.
"Ini apa lagi coba! Mencari Sin, Cos, Tan, maksudnya apa cosb? Saosin? Kalau saosin mah enak bisa dimakan, lah kalau ini mah cuma makanannya Galang! Iya gak Lang?" Asep melirik ke arah Galang yang menatapnya datar.
"Gue lihat dong jawaban saosin punya lo!" sambungnya sambil memasang wajah tanpa dosa.
Sang empu tak berniat sama sekali untuk membalas celotehan tak berpaedah dari Asep. Galang beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja guru.
"Gue gak punya saosin!" Galang melewati Asep tanpa berniat memberikan jawabannya.
"Ye gak setia kawan lo!" jawabnya kesal yang mendapat tatapan tajam dari Bu Zannah karena membuat keributan.
Tak sampai disitu, disaat ada celah untuk mencari jawaban Asep memutar tubuhnya ke belakang dimana Gevan berada. Ya karena sedang melakukan ulangan, jadi mereka duduk satu meja satu orang. Dan Asep duduk di tempat yang menurutnya strategis karena duduk diantara Gevan dan juga Galang yang berada di sisi sebelah kanannya.
"Van lihat jawaban lo!" pintanya sambil melirik ke arah Gevan yang sedang menulis beberapa angka lagi.
Bukannya mendapat jawaban, malah kata-kata pedas yang keluae dari mulut Gevan.
"Bego dipelihara sih lo! Jagonya cuna ngoceh doang," jawabnya, tapi meskipun begitu dia tetap meberikan kertas jawabannya.
"Ngak usah ngeluarin kata-kata mutiara bisa ngak sih?! Kan elo juga yang sering ngajak gue bolos!"
"Siapa suruh mau!" sergah Gevan.
Intrupsi dari Bu Zannah menghentikan perdebatan mereka.
"Itu yang di belakang kalau ribut-ribut silahkan keluar! Dan saya anggap tidak mengikuti pelajaran saya!" Bu Zannah menatap tajam dua pemuda yang membuat keributan itu. Membuat mereka berdua mingkem.
Seseorang berdiri dari duduknya dan bergerak ke depan, mengambil kertas ulangannya dengan kasar, membuat sang empu kaget.
"Sial lo Van, bisa nyelow gak bawanya!" gerutu Asep saking terkejutnya. Karena ia mengira Bu Zannah lah yang melakukan itu.
Gevan tak menyahut, dan melengos pergi meninggalkan Asep yang menggerutu di buatnya.
Tak lama setelah itu, notif masuk lewat pesan wa yang menampilkan nama Galang disana, dan mengirimkan sebuah foto. Matanya langsung berbinar kala melihat itu adalah rentetan jawaban dari soal yang membuatnya pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVAN
Teen Fiction"Kesalah pahaman yang berujung penyesalan" **** Ketua geng motor biasanya dominan dengan pemimpin yang dingin dan jarang bicara. Namun berbeda dengan seorang Gevan Radithya Pranadipa seorang leader dengan segal...