Part 43

222 15 1
                                    

"Aku harap kebahagiaan bisa selalu bersamamu, dan aku akan mengusahakannya meskipun nantinya aku hanya bisa menjadi pelindung atau hanya sebuah bayangan yang akan mengikuti kemana-pun kamu pergi."

Terik matahari yang mulai menyengat dan membakar kulit tidak menyurutkan semangat mereka yang sedang bermain basket. Entah kebetulan atau apa, karena hari ini Pak Reja selaku guru olahraga di kelas X IPA 2 tidak masuk dan bersamaan dengan itu kelas XI IPS 2 juga sedang berolahraga hari ini, jadinya kelas mereka berdua di satukan dengan Pak Adi sebagai gurunya.

Dan sekarang para cowok sedang asik bermain basket sedangkan yang perempuan di suruh berlari mengintari lapangan.

"Duhh mana bisa fokus lari nih, mata gue sudah mentok di wajah-nya kak Galang. Pahatan yang begitu sempurna namun susah untuk digapai," curhat Meisya sambil terus berlari tapi matanya tak pernah lepas dari Galang yang dengan lihainya memasukan bola ke ring membuat skor bertambah bagi tim-nya, bagi Meisya itu sangat seksi. Tapi bukan hanya dia saja yang merasakannya, hampir seluruh sisiwi di SMA Purnama pun pasti mengakui hal yang sama.

"Kejedot baru tahu rasa lo Meys!" peringat Ulfa yang posisinya berada di depan Meisya.

"Kalau kejedotnya sama dada bidang kak Galang, gue rela lahir batin Fa," jawabnya lagi semakin ngelantur.

"It's my dream Fa, it's my drem!" teriak Meisya yang membuat beberapa temannya menoleh.

Ulfa, Letta, Ochi hanya teriam sambil lalu menggeleng bersamaan seolah mengatakan 'bukan teman gue, bukan teman gue!'

"Kenapa pada diem sih? Yuk ah lanjut gue udah tinggal tiga putaran lagi nih," Meisya pergi begitu saja meninggalkan ketiga gadis yang dibuat melongo oleh sifatnya.

"Emang urat malunya udah putus sih!" ucap Ochi tak habia pikir.

"Lebih tepatnya korban layangan putus!" kini Ulfa yang menimpali.

"Kalian semua yang udah kena virus!" akhirnya Letta pun buka suara dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Sontak Ulfa dan Ochi saling pandang. "Virus layangan putus yang bikin emosi meletus-letus!" ucap keduanya kompak, setelah itu mereka tertawa bersama. Kurang waras emang.

Gevan yang sedang main basket sampai gagal fokus akibat tawa mereka yang bisa dibilang telalu bar-bar untuk seorang perempuan.

"Ngetawain apa sih sampe segitunya banget?" gumamnya entah kepada siapa.

••••

Bel istirahat berbunyi Gevan beserta temannya akhirnya menghentikan permainan mereka. Memilih duduk di pinggir lapang, Gevan sengaja menghampiri Ulfa yang sedang duduk selonjor sambil mengelap keringat yang membasahi wajahnya.

Melihat Gevan mendekat gadis itu memberikan sebotol air minum yang ia bawa dari rumah. Botol tupperware yang berwarna pinky membuat Gevan tak kuasa ingin meledakan tawanya.

Ulfa yang melihatnya langsung memasang wajah garang dan memberi instruksi supaya Gevan segera meminumnya.

"Dasar cewek!" ucapnya namun tak urung meminumnya.

Setelahnya air yang tersisa ia gunakan untuk menyiram rambutnya membuat tetes demi tetes air membasahi wajahnya, dan para siswi yang melintas ketar ketir dibuatnya.

Ulfa yang melihatnya memberenggut kesal. "Dasar cowok suka banget cari sensasi!" gumamnya yang masih bisa di denhar oleh Gevan.

GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang