Part 8

383 30 3
                                    


"Bingung aja sama mereka yang suka cari perhatian, padahal apa bagusnya coba"

-Zulfana Mikailai Ranova-

Gevan datang ke sekolah dengan Novan yang senantiasa menjadi sopir, tapi bedanya sekarang mereka berangkat menggunakan motor sport milik Novan. Eits tapi jangan salah dengan Gevan datang ke sekolah berboncengan dengan Novan yang gak kalah ganteng, membuat geger seantero sekolah.

"Wah cogan baru lagi tuh,"

"Iya tuh, jangan-jangan itu anggota baru lagi,"

"Oh no ..., bisa nambah lagi dong daftar cogan Purnama,"

"Kayanya tuh,"

Mendengar penuturan para siswi tersebut membuat Novan tambah lupdir aja.

"Liat noh Van pesona sepupu lo yang gantengnya tak tertandingi ini," ucap Novan sombong.

"Ye itu mah karena lo nya aja berangkat bareng gue, secara kan ya, gue itu King nya Purnama," balas Gevan tak kalah sombong.

"Dahlah sana enyah lo dari sini, jika mereka tahu lo murid dari musuh bebuyutannnya Purnama bisa habis lo kena cakar!" sambung Gevan berusaha mengusir tuh curut.

Mendengar ucapan Gevan barusan membuat Novan bergidik juga, pasalnya para cewek kalau sudah ngambek itu gak main-main, bisa-bisa wajahnya yang tampan cetar membahana ini jadi kayak tempeyek karena terkena cakaran macan betina.

"Iya dah gue pergi, awas aja ya kalau nanti gue jemput lo gak ada disekolah, jangan harap lo bisa bebas dari rumah gue. Kalau lo macam-macam pulang tinggal nama baru tahu rasa lo!" ucap Faza memperingati. Karena ia sudah tahu akal bulus Gevan.

"Udah sana pergi bawel!" usir Gevan geram.

Setelah kepergian Novan, Gevan berjalan dengan santainya menuju ke kelas. Tapi serasa ada yang aneh koridor yang tadinya dipenuhi oleh para siswi yang selalu memujinya kini terasa sedikit sepi.

"Kemana nih para anak manusia, gak kayak biasanya."

Saat Gevan sudah sampai dia arean koridor lapangan, ia melihat mereka yang sedang mengerubung dan kayaknya ada terjadi pertengkaran. Dengan cepat Gevan masuk menerobos para siswa sampai saat ia sampai ia dikejutkan dengan kelakuan seorang gadis yang ia kenal.

Dengan cepat Gevan maju ke lapangan berusaha memisahkan kelakuan brutal mereka.

••••

Ulfa yang baru saja memasuki koridor  dikejutkan dengan segerombolan cewek yang tidak lain adalah kakak kelas yang datang menghadangnya.

"Maaf permisi ya kak, saya mau lewat." Ulfa berusaha menghargai mereka karena bagaimanapun mereka lebih tua darinya.

"Ooh mau lewat ya, boleh ... asal lo jangan deket deket sama Gevan!" perintah kakak kelas tersebut yang diketahui bernama Sintya.

"Maksud kakak apa ya?" tanya Ulfa. Pasalnya ia tidak berasaha dekat dengan Gevan, ketemu sekali saja serasa membuatnya enek.

"Heh gausah sok polos deh lo! Gue tahu kok kejadian kemarin itu cuma akal bulus lo supaya bisa dapet perhatian Gevan kan!" jawab Indira yang merupakan kakak dari Sintya.

"Bener tuh, jangan jadi bibit pelakot ya lo!" sambung Claudia sahabat dari Indira dan Sintya

Mendengar ucapan Claudia barusan membuat Ulfa geram sendiri, kalau saj ini bukan di lingkungan sekolah sudah ia cakar-cakar tuh muka yang udah kayak gue lima lapis.

"Sorry ya kak, bukanya yang penampilannya udah kayak pelakor itu kakak ya!" sindir Ulfa sembari melenggang pergi.

Baru saja bebeberpa langkah, sebuah tangan sudah menarik rambutnya dari belakang. Karena tidak siap untuk melawan, Ulfa terseret ke belakang dan saat sudah tepat dihadapannya Sintyia melepaskan tarikannya itu.

GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang