Part 18

272 27 7
                                    

"Gue tahu di dunia ini gak ada yang instan, karena mie instan pun harus dimasak terlebih dahulu"




Disinilah Gevan berada sekarang, di depan rumah mewah bernuansa putih namun seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam bahkan satpam yang biasanya berjagapun tidak ada di post nya.

Dengan perlahan Gevan membuka gerbang dan memasukinya. Memang Gevan tidak membawa motor sehabis dari rumah sakit ia langsung menuju kemari.

Ting nong

Dengan perlahan ia menekan bel di depan rumah, namun tidak ada sahutan dari dalam. Dengan sabar Gevan menunggu dan menekan bel kembali. Sudah hampir lima kali Gevan menekan bel dan tidak ada sahutan, tapi tak lama kemudian pintu dibuka menampilkan  Ulfa dengan muka banatalnya.

"Duh siapa sih pagi-pagi sudah bertamu, ganggu orang tidur tahu gak!" gumamnya dengan suara serak sambil mengucek-ngucek matanya tanpa melihat siapa yang datang.

Dengan santainya Gevan masuk ke dalam lalu duduk di ruang tamu tanpa mempedulikan Ulfa yang maih berdiri di depan pintu dan menyesuaikan cahaya yang masuk melalui retina matanya. Dirasa penglihatannya sudah mulai jelas, Ulfa membelakan matanya karena tidak ada siapa-siapa di depannya, lalu tadi yang ngetuk pintu siapa?

"Perasaan tadi ada yang pencet bel, tapi kok gak ada orang ya?" ucapnya bingung "Mungkin kucing kali!" sambungnya.

"Mau bolos sekolah bilang aja kali jangan sok alasan sakit segala!" suara bariton seseorang yang berasal dari dalam rumah.

Sontak saja Ulfa membalikan badannya, dan betapa terkejutnya ia melihat penampakan seorang pria yang dengan santainya menyantap cemilan yang ada di meja.

"Hah! Gembek kok bisa masuk rumah gue!" teriaknya "Sana keluar!" sambung Ulfa sambil berusaha mendorong Gevan keluar.

Namun Gevan tidak beranjak dan tetap dengan posisinya "Oh jadi gini ya cara lo menyambut tamu!" sindir Gevan.

Dengan sengaja Ulfa mendekakatkan kupingnya ke mulut Gevan "Apa? Tamu? Gak salah denger, perasaan tamu gak ada yang maen nyelonong masuk kaya tadi!" ucapnya.

"Lagian ngapain sih Kak Get datang kesini, gak ada kerjaan ya?" tanya Ulfa.

"Kok Kak Get sih! Maksudnya apa coba?" Gevan malah balik bertanya.

Ulfa melangkahkan kakinya lalu duduk di samping Gevan menatap Gevan dengan intens.

"Emm gini ya, kalau aku manggil nya lo itu gak sopan kali ya karena bagaimanapun umur kita itu beda, tapi kalau manggil Kak Gevan itu kebagusan plus kepanjangan makanya aja aku panggilnya Kak Get masih beruntung juga gak dipanggil katak!" Ucap ulfa menjelaskan.

Gevan hanya mangguk-mangguk mengerti "Gak ada yang lebih bagus ngapa?" tanyanya.

"Gak! Lagian ngapain sih kesini?" tanya Ulfa balik.

"Tadinya sih mau jenguk karena kemarin lo kehujanan gara-gara bareng gue, tapi lihat kelakuan lo tadi gak jadi deh soalnya lo kelewar sehat kayanya."

"Yaudah sana pergi!" perintah Ulfa sambil menunjuk pintu keluar.

Gevan berpikir sebentar, mencari cara agar bisa berlama-lama di sini.

"Jadi lo maafin gue nih?" tanya Gevan.

"Iya, lagian lo gak punya salah!" jawab Ulfa.

"Yakin gak marah?"

"Iya,"

"Gak dendam juga kan?"

"Iya dikit,"

"Berari gak banyak?"

GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang