"Astaga, Tuhaaaan, untuk apa Ayah disini, toh?" gumam Robert dalam hati. "Kenapa dia bisa ada disini? Matek aku kalo sampe ketemu sama Ayah. Aku pasti langsung di jodohkan sama perempuan pilihannya"
Robert semakin panik kala Pak Kristoff berjalan menuju meja makan tersebut. Dia tidak dapat melihat Robert dari kejauhan karena sela bawah meja makan itu tertutup oleh kain meja yang besar.
Arsen bahkan turut bingung kala Robert begitu lama untuk membersihkan pecahan piring di lantai.
"Selamat pagi Tuan Arsen" sapa Pak Kristoff.
"Hm" jawab Arsen, tak peduli.
Pak Kristoff tetap menyunggingkan senyumnya.
"Tuan Besar apa sudah siap?" tanya Pak Kristoff.
"Liat aja dikamarnya sana" jawab Arsen.
Pak Kristoff memilih menunggu di depan meja makan.
Sementara Arsen pun heran dengan Robert yang begitu lama di bawah meja. Lantas dia pun mencetus, "Eh, udik! Lo ngapain sih lama amat di ba.." Arsen membuka taplak meja besar itu di bawahnya lantas heran kala ia tak mendapati Robert disana. Bahkan pecahan piring itu pun sudah tak ada disana. "Mana tuh si udik?"
"Tuan Arsen mencari siapa?" tanya Pak Kristoff.
Arsen menekuk alisnya, masih heran menatap kolong meja.
~
Robert masuk ke sembarang kamar dan bersembunyi di dalam pintu kamar tersebut, sambil sesedikit melihat ke arah luar, mengintip keadaan disana. "Untuuuung aja, ndak ketahuan toh sama Ayah"
"Ngapain lo disini???" tanya Arkan yang berdiri di belakang Robert mengenakan baju handuknya.
Robert berbalik dan terkejut, "Waaaaa!!!"
"Apaan sih, teriak-teriak"
"Iku bulu dadanya Mas Galak lebat banget toh, wis kayak hutan rimba" Robert menutup mata.
"Ya lo ngapain fokusnya kesana coba?" tanya Arkan. "Ada apa? Ngapain lo ngumpet-ngumpet di kamar gue? Kalo bini gue ngeliat, bisa heran dia"
"Sssttt..." Robert memasang jari telunjuk di bibirnya. "Sik, Mas. Jangan berisik dulu"
"Emang napa sih, elaaah? Rumah rumah gue!"
"Iyo, Mas. Tapi... gawat toh, Mas. Gawat"
"Gawat apanya?"
"Ayah saya! Ayah saya ada disini toh, Maaaas. Iki gimana tooh???" panik Robert. "Bisa-bisa saya malah kesampean mau dijodohin sama gadis pilihannya toh"
"Ayah lo??? Siapa?" ulang Arkan.
"Ayah saya, Maaaas"
"Iya siapa namanya, kampret"
"Kristoff, Mas Galak!"
"Kristoff?" Arkan terkesiap, "Kristoff Wiguna???"
"Iya"
"Pantes aja nama lengkap lu Robert Wiguna. Jadi Pak Kristoff bokap lo?"
"Iya, Mas" jawab Robert, gelagapan.
Arkan berkecak pinggang, berpikir. "Lo tau gak sih, Bert! Pak Kristoff itu, pengawal setianya Bokap gue! Arthur Arzafka"
"Hah??? Moso iyo toh, Mas? Mas Galak ndak bohong?"
"Yeee... beneran ini, gue serius!"
"Waduh, matek iki! Wis matek aku!" Robert menepuk kepalanya. "Mas... saya ndak mau dijodohin sama Ayah saya, Mas. Tolong, Mas. Tolooong"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST ON YOU (END 21+)
FanfictionWARNING : CERITA INI BERUNSUR LGBT, DAN MENGANDUNG KALIMAT KASAR. TIDAK DI ANJURKAN UNTUK HOMOPHOBIA. Ini cerita tentang seorang laki-laki yang (bisa juga) jatuh cinta. Robert Wiguna (17) lulus SMA dari Desa Kartasari, Jatim. Dia tinggal bersama Bud...