Chapter 18

1.4K 180 21
                                    

Mobil Arkan berhenti di parkiran mobil di kantornya. Dia memastikan bahwa tidak ada apapun yang terlupakan. Belanjaan banyak teracak di dalam mobil tersebut. Dia pun memperingati Robert, "Heh, denger ya. Belanjaan lu, biarin dulu di dalem mobil! Nanti pulangnya lu gue anter! Ngerti???"

Robert manggut-manggut.

"Dan satu hal lagi!"

"Opo meneh toh, Mas Galak"

"Jangan panggil gue Mas Galak kalo di jam kantor! Ngerti?"

"Nje, Mas..."

"Gue bilang jang-"

"Nje Paaaak"

Arkan memerhatikan Robert, "Bagus!"

"Kalo begitu saya juga punya syarat buat Bapak"

"Paan?"

"Kalo di jam kerja gak boleh pake gue elu yo! Pake saya anda, atau aku kamu gitu koyok ngono lho. Biar..."

"Biar apa??? Romantis???" tanya Arkan.

"Lha dalah. Biar sopan toh, Paaaak"

Arkan salah tingkah. "Oh"

"Lha mosok di kantor romantis-romantisan?"

"Sssttt!!! Diem!"

"Iyo, Paaak"

Arkan berjalan menuju lobi kantor disusul Robert yang berjalan manyun.

Lalu tak sengaja mereka berdua bertemu dengan Abi di lobi. "Eh, Kan, Bert! Gimana? Udah belanja keperluan buat di Manadonya?" tanya Abi.

"Udah, Bi" jawab Arkan.

Sementara Robert hanya manggut-manggut sambil manyun.

"Lu kenapa, Bert? Kok keliatan bete gitu?" tanya Abi.

Robert menjawab, "Ndakpapa toh, Mas"

"Senyum dong, Bert. Semangat! Yah" ujar Abi.

"Nje, Mas" jawab Robert.

"Yaudah kalo gitu gue mau ke PT. Andromedia dulu ya, mau urus katalog kita hari ini" ujar Abi pada Arkan.

"Oke, tiati, Bi"

"Yoi. Robert, gue duluan ya"

"Nje, Mas. Hati-hati yoo"

"Iyeee" Abi pun pergi keluar kantor.

Sementara lagi-lagi Robert terkejut dengan cetusan Arkan, "Heh! Udik!"

"Iya, Paaak???"

"Lu kalo..."

"Eherm!" Robert mendehem, mengode.

Arkan menahan sabar, mengingat penjanjiannya dengan Robert, "Kamu tuh kalo lagi di kantor, pake senyum dong. Gak boleh manyun-manyun gitu! Gak bagus diliatnya tau!"

Robert mengangguk, "Maaf toh, Pak"

"Udah sana bikinin saya kopi" suruh Arkan.

"Iya, Pak" Robert pun berjalan menuju pantry kantor.

~

Sore itu Hema sehabis bermain bola di lapangan bulu tangkis kompleks bersama teman-temannya, duduk di pos siskamling dekat rumah Syifa sambil meminum susu kacang yang ia titip-jualkan pada Syifa.

Hema sambil menggigit plastik es itu dimulutnya, turut melepas bajunya yang sudah penuh dengan air keringat dan menggantungnya di bahunya.

Teman-temannya pun turut mengikutinya. Dan di antara Hema dan teman-temannya, Hema sendiri yang kulitnya paling cerah dan bersih. Bahkan tak jarang banyak orang-orang yang iri dengan kulitnya, serta wajahnya yang tampan.

LOST ON YOU (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang