Chapter 40

1.4K 166 25
                                    

"Jadi... Hema itu anak kandungnya Pak Yugo? Dan Pak Faiz itu... kakeknya dia? Mertuanya Pak Yugo?" cetus Arkan tak percaya, setelah mendengar semua penjelasan Ronert barusan.

Robert berkata iya sambil menyesal. "Tapi tolong Mas Galak jangan dulu kasih tau ke siapa-siapa soal ini yo, Mas. Soalne... ndak enak saya toh, Mas. Aib keluarganya Pak Yugo toh. Saya jadi menyesal sedikit lho"

Dalam tak percayanya, Arkan berdecak, "Emangnya gua mau cerita ke siapa sih, Bet?"

"Ya... siapa tau Mas Galak nanti keceplosan ke orang-orang toh"

"Emang gue ini elo, apa?"

Robert terdiam. Sementara Arkan masih tak percaya.

Lalu kemudian ponsel Robert berbunyi. Satu panggilan dari Hema. "Mas Hema, Mas. Boleh saya angkat, ndak?"

"Hm!" Walau tidak suka, namun Arkan tidak tega. Pada Robert.

"Halo, Mas Hema..." Robert menjawab telpon dari Hema.

"Bert, lo tuh niat gak sih mau nemenin gue ke taman?" tanya Hema. "Jadi gak???"

Robert merasa tidak enak, baik pada Hema terlebih pada Arkan. "J-jadi, Mas"

"Yaudah, cepetan dong. Ini udah jam 9 nih. Lo pikir kesana kemari gak makan waktu?" tanya Hema.

"Nje, Mas. Sebentar lagi saya ke rumah" Robert berkata terpaksa.

Arkan menatap Hema, heran.

"Yaudah! Gue tunggu!" ujar Hema.

"Nje, Mas" telpon ditutupnya.

"Mau ngapain lagi tuh dia?" cetus Arkan, sambil kembali menjalankan mobilnya.

"Mmm... Mas Galak..." Robert takut-takut memanggil Arkan.

"Hm..."

"Mas"

"Apaaa???"

"Kalau boleh, saya bisa ndak, ijin dulu hari ini"

"Mau kemana?" tanya Arkan, menekuk alis.

"Saya mau temani Mas Hema bertemu Pak Yugo lho, Mas. Dia sudah janji dengan Pak Yugo jam sepuluh ini" tutur Robert.

"Dia yang ada janji, kenapa lo juga harus ikut? Kontribusi lo jadi asisten gue apa dong??? Kalo gitu mah, mendingan lo jadi asistennya si Hema aja!" galak Arkan.

"Mas Galak ojo nesu-nesu dulu toh, Mas. Saya jadi takut" ujar Robert.

"Abisan lo ngeselin banget"

"Janji lho, Mas. Cuma hari ini saja. Itupun kalo sudah selesai, saya akan langsung kembali ke kantor" tutur Robert.

"Gak! Gak ada gak ada gak ada! Gue gak ngijinin!" ujar Arkan.

Robert menghela napas, pasrah. "Yowis, Mas. Kalau ndak di ijinkan. Ndak apa-apa. Biar saja Mas Hema marah sama saya"

"Lo tuh... takut banget ya, kalo si Hema itu marah sama lo??? Biarin aja kenapa sih? Gak penting juga!" tukas Arkan.

"Ndak begitu lho, Mas. Justru karena saya menumpang di rumahnya, makanya saya ndak enak toh. Belum lagi, ini kan menyangkut hubungan bapak dengan anak kandungnya sendiri toh, Mas. Kasian Mas Hema" ujar Robert.

Arkan membuang napasnya, "Bukan karna lo naksir sama dia?"

Robert mengernyitkan keningnya. "Naksir?"

"Iya! Lo suka sama dia, makanya lo peduli sama dia! Iya, kan?" cetus Arkan.

Robert terdiam seketika.

LOST ON YOU (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang