"Jangan toh, Mas! Jangan! Mas Hema jangan ikut-ikutan sama saya! Mas Hema jangan menambah beban buat Mas Hema hanya karena saya"
"Kan udah gua bilang, Bert! Lo itu bukan beban buat gua!" tukas Hema. "Lagian, buat apa juga sih, gua disini? Kakek gua terlalu termakan dendam sama Bokap gua! Gua gak diijinin ngelanjutin sekolah! Apa namanya kalau bukan egois? Terlalu memikirkan gengsinya sendiri. Egonya sendiri. Gue gak bisa tinggal sama orang seperti itu, Bet! Gue butuh elo! Butuh seseorang yang bisa ngesupport gua! Bahkan mungkin... ubah hidup gua, Bert!" terang Hema.
Robert terdiam seketika. Memikirkan kurang dan lebihnya dari perkataan Hema barusan.
"Ayo, Bert! Kita sama-sama keluar dari rumah ini!" tutur Hema, membujuk.
Robert menatap wajah Hema dengan lamat. "Mas Hema yakin?"
Hema mengangguk tanpa ragu. "Asal lo sama gue!"
Robert terdiam lekat-lekat. Turut yakin.
~
Keesokan paginya, Pak Faiz mengetuk-ngetuk pintu kamar Hema, namun seketika, pintu kamar itu terbuka lebar dan memperlihatkan suasana kamar yang kosong dan lengang. Bahkan pintu lemari pun terbuka lebar. Sungguh amat membuat Pak Faiz bingung seketika.
Dia langsung melihat ke arah pintu lemari dan memperlihatkan beberapa pakaian yang berserakan. Dugaan Pak Faiz langsung mengarah ke arah bahwa Hema dan Robert di ajak kabur oleh Yugo.
Seiring Pak Faiz yang panik berusaha mencari-cari keberadaan Hema dan Robert, turut keluar dan membuka pintu. Namun dia terkesiap begitu melihat Yugo dihadapannya kini.
"Pak..." lirih Yugo.
Pak Faiz turut memegang kerah kemeja Yugo, "Heh! Anak kurang ajar!!! Kamu kemanakan cucu saya? Hema dan Robert!!! Mana mereka??? Pasti ada di kamu, kan???"
Yugo mengernyitkan keningnya, bingung. "Apa maksud Bapak? Saya justru kesini ingin menemui Bapak, Hema dan juga Robert, Pak. Ini saya bawakan sarapan" jelas Yugo.
Pak Faiz seiring berpikir, lalu melepaskan tangannya dari kemeja Yugo. "Jadi kamu betul tidak tahu dimana keberadaan mereka berdua???" tanya Pak Faiz.
Yugo menggeleng, "Memangnya mereka kemana, Pak?"
"Mereka berdua pergi dari rumah ini. Membawa baju-baju mereka. Saya gak tau pasti mereka kemana. Saya pikir mereka ada sama kamu" tukas Pak Faiz.
Yugo terkejut bukan main, "Astaghfirullah, kalo gitu ayo kita segera cari mereka, Pak"
"Mau cari kemanaaa??? Memangnya kamu tau kemana mereka pergi???" tanya Pak Faiz.
"Pasti mereka kan belum jauh dari sini, Pak" jawab Yugo.
Pak Faiz kemudian menerima ajakan Yugo, lantas mereka mencari-cari dimana Hema dan Robert.
Di perjalanan, Yugo begitu khawatir dan terus menghubungi Hema dan juga Robert. Tapi ponsel keduanya tidak juga aktif, sehingga ia berinisiatif untuk mengirim pesan SMS pada keduanya.
~
"Iki rumah siapa toh, Mas?" tanya Robert.
"Ini rumah bokapnya Ican. Kita diijinin tinggal disini sementara sama Ican. Karena Ican kan udah tinggal di rumah Bokap tirinya sekarang, sama Ibunya. Makanya kita dikasih pinjem tempat sama dia" jawab Hema.
"Mas Ican baik sekali yo, Mas. Mau meminjamkan tempat tinggal"
"Kebayar dong, jalan kaki masuk-masuk ke gangnya?" tanya Hema.
Robert tersenyum, "Ndakpapa toh, Mas. Yang penting kita punya tempat untuk sementara"
"Iya, sshhh... aduhhh" Hema merasa ngilu di kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST ON YOU (END 21+)
FanfictionWARNING : CERITA INI BERUNSUR LGBT, DAN MENGANDUNG KALIMAT KASAR. TIDAK DI ANJURKAN UNTUK HOMOPHOBIA. Ini cerita tentang seorang laki-laki yang (bisa juga) jatuh cinta. Robert Wiguna (17) lulus SMA dari Desa Kartasari, Jatim. Dia tinggal bersama Bud...