"Pak Faiz..." seru Yugo, penuh tak percaya.
Hema dan Robert saling adu pandang ke arah Yugo dan Pak Faiz.
"Mau apa kamu kesini, hah???" gertak Pak Faiz.
"Lho, Pak Faiz dan Pak Yugo sudah saling kenal, toh?" tanya Robert.
"Bapak kenal Bapak ini?" tanya Hema pada Pak Faiz.
Yugo geleng-geleng tak percaya. Matanya melotot terus tertuju pada Hema. "Gak, gak mungkin. Kamu sudah sebesar ini, Nak???" tanya Yugo, dia menghampiri Hema sambil memegang wajahnya. Memerhatikan tubuh Hema yang sudah bertahun-tahun tak disentuhnya. Pertemuan terakhir sungguhlah derita yang menyiksa untuk Yugo. "Belasan tahun saya mencari kamu, Nak!"
Hema mengernyitkan keningnya, "Bapak siapa?"
"Saya... s-saya Ayah kamu. Saya orang tua kamu, Nak" jawab Yugo.
"Ayah???" ulang Hema, tak percaya. Lalu dia menoleh pada Pak Faiz, "terus... Pak Faiz???"
"Pak Faiz adalah..."
"Heh, pergi kamu! Pergi kamu dari sini!!! Jangan coba-coba kamu ambil Hema dari saya!!!" usir Pak Faiz mendorong Yugo. "Saya gak mau lihat muka kamu lagi!"
Yugo terjatuh akibat dorongan dari Pak Faiz, lantas Yugo tak mau menyerah, dia pun bertekuk lutut memegang kaki Pak Faiz. "Pak... tolong maafkan saya. Saya minta maaf atas kesalahan di masa lalu, Pak. Tolong, maafkan saya"
Hati Pak Faiz seakan bisa menjerit, betapa pedihnya menahan sakit jika terkenang masa lalu. Lelaki satu ini muncul tiba-tiba dan mampu menguak luka lama yang berusaha disimpan oleh Pak Faiz.
Robert malah bingung dengan apa yang terjadi. Jujur, dia sedikit menyesal karena telah mengundang Yugo ke rumah ini jika kejadiannya akan seperti ini.
Hema pun lebih tidak tahu dengan apa yang terjadi. Sungguh, dia betul-betul terkejut kala orang yang tak dikenalinya selama ini, tiba-tiba datang dan mengaku sebagai Ayahnya. Bagaimana mungkin, sedangkan dia sudah memiliki seorang Ayah yang adalah Pak Faiz.
"Ampuni kesalahan saya, Pak. Maafkan saya, Pak. Tolong, maafkan saya" ujar Yugo, menangis tersedu-sedu.
"Robert..." panggil Pak Faiz.
"Nje, Pak?" sahutnya.
"Bawa dia keluar dari rumah ini, dan jangan sampai dia kembali lagi" suruh Pak Faiz.
"T-tapi, Pak..."
"Cepat, Robert"
"Nje, Pak" Robert pun berusaha menurut dan membantu Yugo berdiri. "Ayo, Pak. Saya antar"
"Pak Faiz... saya tahu kesalahan saya mungkin gak akan bisa termaafkan, tapi tolong, Pak, beri saya kesempatan untuk melihat anak kandung saya sendiri" pinta Yugo, sementara Robert terus menarik tangan Yugo, mengajaknya untuk keluar dari rumah itu. Jujur saja, Robert tidak sanggup untuk melakukannya. Tapi dia tahu diri, bahwa dia juga hanya menumpang di rumah itu. Jadi dia sebisa mungkin harus menurut perkataan Pak Faiz.
"Pergi kamu!!! Manusia sinting!!!" tukas Pak Faiz sampai dia terbatuk.
Begitu Yugo dan Robert keluar, giliran Hema yang membutuhkan penjelasan pada Pak Faiz.
Pak Faiz yang terus terbatuk, dia terduduk di kursinya, lemas. Dia memang sudah sangat tua. Bahunya kini sudah tak sekuat seperti dahulu, yang kekar dan siap menghajar Yugo kapan saja.
"Pak! Apa maksud bapak itu barusan, Pak??? Hema dibilang anak kandungnya! Apa itu betul???" tanya Hema.
Pak Faiz mencoba mengatur napas, menhangkat tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST ON YOU (END 21+)
FanfictionWARNING : CERITA INI BERUNSUR LGBT, DAN MENGANDUNG KALIMAT KASAR. TIDAK DI ANJURKAN UNTUK HOMOPHOBIA. Ini cerita tentang seorang laki-laki yang (bisa juga) jatuh cinta. Robert Wiguna (17) lulus SMA dari Desa Kartasari, Jatim. Dia tinggal bersama Bud...