Robert keluar kamar sambil membawa handuk, bersiap untuk mandi. Lalu dia tertegun melihat Hema tertidur di sofa menghadap TV yang semalaman menyala. Robert pun memandang kasihan pada Hema, "Ya ampun, Mas Hema... sampe tiduran di sofa begini, toh. Kasihan Mas Hema"
Lalu Robert pun mandi, tak lupa membersihkan sekujur tubuhnya sejak kejadian pelecehan tadi malam.
Lantas Robert pun pergi ke alamat yang hendak di hampirinya. Kantor Arzafka Industries. Pukul enam disaat kantor masih sepi, Robert tiba disana. Naik bus, turun terminal, lalu naik busway, lalu naik bus lagi. Dengan bantuan dari beberapa orang yang menunjukkan arah tentunya. Kalau tidak bertanya, bisa sesat di jalan si Robert.
"Mas dari mana ya?" tanya Security kantor tersebut.
"Oh, nje Pak. Saya tuuh, diminta Mas Galak untuk dateng kesini toh, Pak"
"Mas Galak?" ulang Satpam, bingung sekaligus curiga.
"Aduuuhh, siapa ya namanya. Lupa, lagi. Sek, Pak. Tunggu sebentar" Robert mengeluarkan kartu nama pemberian Arkan kemarin, lalu menunjukkannya pada Satpam itu.
Satpam itu menelaah baik-baik kartu nama tersebut. "Ooohh, Tuan Arkan. Bener sih. Ini perusahaannya"
"Mana mungkin saya bohong to, Pak?" ujar Robert.
Pak Satpam tetap tak percaya, seiring dia hanya berkata, "Kamu tunggu di pos aja ya, sampe Pak Arkan datang. Kantor juga masih sepi, dek! Ini masih pagi sekali"
"Oh, yowis, Pak. Ndapapa toh" ujar Robert.
"Nih, kamu duduk disini" ujar Pak Satpam sambil mempersilahkan duduk dan menonton TV.
Berjam-jam Robert menunggu sampai tertidur hingga bangun lagi, perutnya keroncongan. Dia belum makan.
Sudah pukul 9, orang-orang dan kendaraan berlalu lalang di kantor tersebut. Hingga tibalah Arkan di perusahaan besar milik Ayahnya itu. Kali ini Arkan mengemudikan mobilnya sendiri tanpa supir. Pak Satpam pun langsung menghampirinya.
"Tuan Muda, ada tamu menunggu Tuan Muda" Pak Satpam berbicara di sisi jendela mobil Arkan.
"Tamu? Klien???" tanya Arkan.
"Bukan, Tuan. Anak muda, dia menunggu Tuan Arkan sejak pukul 6 pagi"
Arkan menclinguk, lalu memanggil Robert, "Heh! Sini lo!"
Robert berdiri, "Mas Galak" dia pun berjalan menuju mobil Arkan. "Akhirnya datang juga toh, Mas"
"Dari tadi lo disitu?"
Robert manggut-manggut. "Nje, Mas"
"Nungguin disitu? Dari jam enam?"
Robert manggut-manggut lagi.
"Serius?"
"Iyo. Memangnya kenopo toh, Mas? Saya salah apa lagi?" tanya Robert.
Arkan tak menjawab, malah bertanya pada Satpam, "Kamu gak suruh dia masuk ke dalam?"
Satpam mulai gelagapan, "T-tapi, dia datang pagi sekali, Tuan. Sedangkan kantor..."
"Saya gak mau terima alasan apapun. Yang namanya tamu, tolong kamu jamu baik-baik! Bukannya malah suruh tunggu di pos security! Punya adab gak kamu?" tanya Arkan, garang.
Robert kebingungan.
Satpam gelagapan, takut. "Baik, Tuan
Saya mohon maaf""Kamu saya pecat!" cetus Arkan.
Baik Satpam dan Robert melotot. "Loh, Mas Galak kok malah mecat Bapaknya to? Kasian lho, Mas. Sayanya saja ndapapa toh, nunggu disitu. Asik kok, Mas, ada TVnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST ON YOU (END 21+)
FanfictionWARNING : CERITA INI BERUNSUR LGBT, DAN MENGANDUNG KALIMAT KASAR. TIDAK DI ANJURKAN UNTUK HOMOPHOBIA. Ini cerita tentang seorang laki-laki yang (bisa juga) jatuh cinta. Robert Wiguna (17) lulus SMA dari Desa Kartasari, Jatim. Dia tinggal bersama Bud...