Sehabis beli nasi uduk, Hema langsung rebahan di sofa bekas sambil menonton Spongebob.
Robert yang baru sampai dari warung, langsung saja menaruh sabun yang dibelinya tadi di kamar mandi kemudian turut mengambil tiga piring dan sendok untuk sarapannya.
"Mas Hema makan dulu" segan Robert.
Hema tak menjawab, hanya melirik sesaat lalu kembali menonton lagi.
Robert bertekuk lutut di depan meja dekat sofa sambil mengatur makanan di piring. Lalu dia kembali bersuara, "Mas Hema..."
"Apaaaaa???"
"Makan dulu"
"Makan aja lu sono ah!" omel Hema.
Robert tak tersinggung sedikitpun dengan ucapan gemas dari Hema.
"Heeehhh!!! Hemaaaa!!! Kenapa sih kamu kok ngomongnya ketus gitu sama Robert. Kasian kan dia. Niatnya baik" tutur Pak Faiz tiba-tiba yang sudah rapih untuk berjualan.
"Ndak apa-apa toh, Pak. Biasa aja. Wong Mas Hemanya juga biasa aja kok, Pak" jawab Robert.
"Biasa dari mana? Emang aslinya ketus kok!" tutur Pak Faiz.
"Ya sudah, ayo cepat dimakan sarapannya" suruh Pak Faiz.
"Baik, Pak" jawab Robert. Sementara Hema sambil bermalas-malasan, bangun dari rebahannya dan menyantap nasi uduknya. Lalu dia melototi Robert yang hanya tersenyum kepadanya.
~
Robert masih berjalan menuju jalan trans besar untuk berjualan susu kedelainya. Dia biasa berjualan di dekat lampu lalu lintas dan menjual susu kedelainya dari mobil ke mobil, atau motor ke motor.
Siapa sangka bahwa Arkan yang sedang duduk di mobil di depan lampu merah, tak sengaja melihat Robert yang sedang melayani pembeli di salah satu mobil yang berhenti karena macet.
Niat Arkan ingin menghampiri Robert mendadak urung karena ia takut Robert akan berprasangka aneh tentangnya. Atau malah Robert masih marah.
Hingga kemudian, Arkan mencoba memanggil seorang anak kecil penjual asongan dan mengeluarkan uang senilai 500 ribu dari dompetnya.
"Dek, saya boleh minta tolong?" tanya Arkan tanpa ragu.
"Boleh, Om. Minta tolong apa?" tanya anak kecil tersebut.
"Mmm... ini, uang temen saya ketinggalan di mobil. Tolong kasihin ke dia ya. Tuh orangnya tuh, yang lagi jualan susu" tunjuk Arkan ke arah Robert di ujung sana.
Anak kecil itu menclinguk, memerhatikan Robert.
"Saya gak bisa keluar karena lagi macet banget. Takutnya bentar lagi lampu ijo" tutur Arkan.
"Oooohhh, baik Om" anak itu tersenyum polos dan mengerti.
Lalu Arkan mengeluarkan uang senilai 50 ribu dan memberikannya pada anak kecil tersebut. "Ini buat kamu"
Anak kecil itu melotot tak menyangka, "Hah? Buat aku, Om?"
"Iya. Buat jajan"
"Tapi ini besar sekali, Om"
"Udah gapapa. Kamu bisa tabung juga kan?" jawab Arkan.
Anak kecil itu paham. "Baik, Om. Makasih banyak sekali, Om"
"Nah, sekarang kamu kasih ya uangnya ke dia"
"Iya, Om" Anak kecil itu pun langsung saja berlari ke arah Robert. Lalu menarik-narik baju Robert.
"Eh, ada apa toh, Dik?" tanya Robert.
Arkan dari mobilnya langsung saja menutup kaca jendela mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST ON YOU (END 21+)
FanficWARNING : CERITA INI BERUNSUR LGBT, DAN MENGANDUNG KALIMAT KASAR. TIDAK DI ANJURKAN UNTUK HOMOPHOBIA. Ini cerita tentang seorang laki-laki yang (bisa juga) jatuh cinta. Robert Wiguna (17) lulus SMA dari Desa Kartasari, Jatim. Dia tinggal bersama Bud...