"Bert..." Pak Faiz memanggil Robert di ruang tengah tersebut.
"Ya, Pak?" sahut Robert.
"Coba kamu belikan susu beruang di warungnya Pak Haji" tutur Pak Faiz.
"Memangnya beruang punya susu toh, Pak?" tanya Robert.
"Robert, susunya susu sapi. Gambarnya beruang. Please deh!" tukas Hema.
"Iya, kasihan Nak Arkan. Lama sekali di kamar mandi" tambah Pak Faiz.
"Nje, Pak. Saya belikan dulu"
"Ini uangnya"
"Ndak usah, Pak. Saya ada kok"
"Sombooong" ledek Hema. "Udahlah, pake uang Bapak aja. Tadi lo beli sarapan aja pake duit sendiri kan?"
"Beneran lho, saya ada toh, Mas. Lagian kan Mas Galak iku Bos saya di kantor. Jadi sudah tanggung jawab saya juga toh" tutur Robert.
Hema terdiam, cemburu dengan kalimat Robert barusan.
"Permisi" Robert cepat-cepat ke warung Pak Haji dan membeli susu sehat tersebut.
Tak lama kemudian, Robert kembali ke rumah dan menemukan Hema tengah merapikan makanannya yang selesai.
Sedang Pak Faiz sepertinya ada di dalam kamarnya, bersiap-siap untuk bekerja.
Robert pun turut menghampiri pintu kamar mandi dan mengetuk pintu tersebut. Tok tok tok.
"Ada oraaaang!" teriak Arkan.
"Mas Galak sudah selesai???" tanya Robert.
Hema mencuci piring sambil terus memandang ke arah Robert yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Sebentar sebentar" teriak Arkan dari dalam kamar mandi.
"Aduuuh, kok saya jadi ndak tega toh sama Mas Galak. Kasihan dia kalau sampe mencret-mencret karena nasi uduk yang saya beli" gumam Robert, cemas.
Hema yang mendengarnya turut memutar bola matanya. "Plis deh, Bet! Gausah lebay-lebay amat lah jadi orang"
"Tapi saya kasihan toh, Mas" ujar Robert.
"Gausah terlalu pake perasaan, Bet! Itu yang bikin orang tuh gampang lemah dan cepet hancur!" cetus Hema sekali lagi.
Robert hanya diam, sampai akhirnya Arkan keluar dari pintu toilet tersebut dengan wajah yang tidak enak. Dia masih meringis.
"Mencret-mencret yo, Mas?" tanya Robert.
Arkan mengangguk. "Lo... gapapa?"
"Lha, kok malah tanya saya, yang harusnya di tanya itu kondisinya Mas Galak toh, soalne Mas Galak kan.."
"Maksud gue tuh, lo gapapa abis makan nasi uduk itu?" tanya Arkan.
Robert menggeleng. Hema masih terus memerhatikan mereka berdua.
"Kok aneh ya, gue bisa sakit perut banget. Sedangkan elo, enggak?" tanya Arkan.
"Halaaah, itu mah perut situ aja yang kampungan. Gak biasa makan nasi uduk ye? Emang biasa makan apa sih? Sushi?" cetus Hema, sebal.
Arkan tak mau meladeni. Baginya, Hema bukanlah tandingannya untuk dilawan.
"Tapi sekarang, Mas Galak sudah ndak apa-apa toh?" tanya Robert.
"Lumayan sih" jawab Arkan.
"Lebih parah juga gapapa" cetus Hema lagi.
Arkan hanya diam, Robert ikut diam. Lalu Robert pun terengah, "Oh ya, ini Mas. Diminum dulu susunya. Kata Pak Faiz, ini bagus untuk kesehatan" jelas Robert.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST ON YOU (END 21+)
FanfictionWARNING : CERITA INI BERUNSUR LGBT, DAN MENGANDUNG KALIMAT KASAR. TIDAK DI ANJURKAN UNTUK HOMOPHOBIA. Ini cerita tentang seorang laki-laki yang (bisa juga) jatuh cinta. Robert Wiguna (17) lulus SMA dari Desa Kartasari, Jatim. Dia tinggal bersama Bud...