Chapter 27

1.4K 160 47
                                    

Mata Robert penuh keluguan, menanti jawaban dari Bosnya tersebut.

"Lo ngomong apa tadi?" ulang Arkan.

"Saya tanya, memangnya Mas Galak ada perasaan opo toh sama saya, Mas?" ulang Robert.

"Siapa lo emangnya, tanya-tanya tentang perasaan gua segala, hah?" cetus Arkan.

Robert cemberut, "Tadi katanya saya disuruh hargai sedikit perasaannya Mas Galak"

"Ya bukan berarti lo harus tau tentang perasaan gue juga, kan?" tanya Arkan.

Robert diam, menunduk. "Mas Galak jangan ngambek lagi yo, sama saya"

"Tau ah. Capek gua ngadepin lu" cetus Arkan.

"Mas Galak tuh... biarpun galak, tapi Mas Galak adalah laki-laki yang paling baik yang pernah saya kenal toh, Mas. Mas Galak sudah memberikan saya pekerjaan di kantor Mas Galak. Bahkan saya bisa di ajak keluar daerah naik pesawat seperti ini, saya sudah merasa puji Tuhan sekali toh, Mas" ungkap Robert.

"Udah, lu gak usah sok muji-muji gue gitu dah. Lo mau bikin gua terharu gitu, hah?" cetus Arkan.

"Ndak toh, Mas. Saya ndak bohong. Saya bercerita dengan terus terang dan apa adanya toh, Mas" ujar Robert. "Mas Galak memang baik luar biasa"

Arkan membuang napasnya, "Tetep aja gue gak ada apa-apanya dibandingin si Hema-hema lo itu. Sampe kebawa mimpi, pula"

"Wis toh, Mas, yang ada saat ini kan cuma saya toh sama Mas Galak. Ndak ada Mas Hema. Saya pasti akan mempiroritaskan..."

"Prioritaskan!"

"Memprioritaskan urusan Mas Galak dulu, karena sekarang adalah waktunya kerja toh, Mas. Bukan dirumah"

"Terserah lo deh. Jangan banyak omong, udah mau take off nih!"

"Kalo take off, pesawatnya mau guncang lagi yo, Mas?"

"Iye, kayak kelakuan lo, beguncang mulu!" cetus Arkan. "Canda beguncang!"

Robert hanya bisa memonyongkan bibirnya, pasrah.

~

Setibanya Arkan dan Robert di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Mereka berdua sudah di jemput oleh mobil hotel Ayaduta.

"Ini bener hotelnya deket sama pantai?" tanya Arkan pada supirnya.

"Benar, Tuan. Hotel kami dekat dengan pante. Bahkan dari hotel pun sudah bisa dapa lia dia punya pante, Tuan" jawab supir hotel tersebut.

"Oh ya? Pantai apa yang bagus disitu?"

"Megamas, Tuan"

"Bersih?"

"Sekali, Tuan. Mar nanti Tuan bisa lia sandiri dang, bagaimana depe bersih tu pante kasiang" jelas supir hotel tersebut.

Arkan menekuk alisnya, sedikit kurang mengerti dengan aksen dari supir hotel tersebut. "Kasiang itu... kamu kasihanin saya?" tanya Arkan bingung.

"Aduh, nyanda kasiang. Maaf Tuan neh, bukang bagitu kita pe maksud dang. Kasian itu... semacam kata... adoh, apa dulu mo bilang. Kata tambahan saja lah, Tuan. Untuk orang sini. Sedangkan kalau disini, saya atau aku itu sebutannya kita" jelas supir hotel.

"Di Makassar kita itu berarti kamu"

"Nah, itu memang di Bugis, Tuan. Mar kalo disini, kita itu berarti saya, aku, gue pun bisa jadi, Tuan" ujar supir hotel. "Kong kalo ngana, itu artinya kamu"

Sedangkan Robert hanya bisa menganga, tak mengerti dengan aksen sang supir yang menurutnya sedikit lebih galak dari logat Jawa khas yang dimilikinya.

LOST ON YOU (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang