Hari ini Fana sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Ia sudah tidak betah berada di rumah sakit ini. Ia melihat Samudra yang sedang fokus membereskan perlengkapannya yang akan di bawa pulang.
"Sam?"panggil Fana.
Samudra menoleh mendapati Fana yang menatapnya intens. "Kenapa?"
"Kok kamu nggak sekolah? Kan bentar lagi kami ujian."
"Lah, kalo aku sekolah, trus sapa yang bantu beresin perlengkapan kamu sama jemput kamu."ujarnya kembali fokus memasukkan baju-baju Fana.
"Kan ada Mami sama Bunda, kamu alesan aja. Aslinya pengen bolos kan?!"tuding Fana.Samudra menghela nafas, astaga! Bisa tidak sih dia tidak berpikiran negatif tentangnya."Ck. Beneran aku nggak niat bolos kok."
"Halah! Alesan."
"Serah deh."
Samudra langsung mengangkat tas yang berisi perlengkapan Fana lalu menghampiri Fana yang sedang duduk di bankar rumah sakit. Ia menarik tangan Fana lalu mengajaknya pulang.
"Ayo"
"Loh. Twinsnya gimana?"
"Iya ntar diambil. Tapi naruh tasnya dulu di mobil. Kamu tunggu aku didepan ruang bayi aja, ntar aku nyusul."
"Aturan kemaren dikasih diruanganku aja! Nggak usah dibalikin keruangan bayi. Nyebelin taunggak kamu tu."
"Iya-iya maaf, udah ayo cepetan."
Fana mencebikkan bibirnya dan kaluar ruaangan dimana ia dirawat menuju ke ruangan bayi. Samudra berjalan cepat menuju mobilnya dan menaruh tasnya didalam mobilnya. Memang, keluarganya tidak ikut menjemput Fana, mereka lebih memilih menunggu Samudra dan Fana di apartemen mereka berdua.
Setelah menaruh tas di mobil, Samudra berbalik masuk ke rumah sakit menemui Fana.
"Fan, ayo."ujar Samudra tiba-tiba mengagetkan Fana yang sedang duduk dikursi.
"Ngagetin aja sih kamu!"
Samudra menyengir." Ya maap lah"
"Yaudh ayo masuk."
Samudra dan Fana masuk kedalam ruangan bayi dan disana sudah ada perawat yang sedang sibuk mengecek bayi-bayi yang ada disana.
"Maaf sus, kami mau mengambil anak kami."ujar Samudra.
"Atas nama siapa ya pak?"
"Nyonya Sifana."
"Oh oke tunggu sebentar pak." Perawat tersebut langsung mengambil dua bayi yang ada di box bayi bagian pojok. Setelah itu memberikannya pada Samudra dan Fana.
"Ini pak. Mohon isi formulirnya dan serahkan pada resepsionis di luar pak."ujarnya seraya memberikan formulir kepada Samudra.
Samudra segera mengisinya dan berpamitan keluar dari ruangan tersebut. Mereka berjalan beriringan menuju resepsionis guna menyerahkan formulir tersebut. Setelah selesai, Samudra dan Fana segera keluar menuju mobil Samudra yang sudah sedari tadi terparkir di tempat parkiran rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA AGRIVADA [END]
Roman pour Adolescents[PLAGIAT DIHARAP MUNDUR⚠] FOLLOW SEBELUM MEMBACA! #Berandal series 1 Samudra Arkana Agrivada Seorang pentolan SMA Garuda yang sangat disegani di sekolahnya. Tapi ia memiliki rahasia besar dimasa mudanya. Ya, diusia mudanya ia harus menikah dengan...