D U A P U L U H S A T U

50.7K 2.8K 65
                                    

Degh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Degh

Ia melihat Samudra. Ya itu Samudra dan temannya. Mereka tawuran dengan ganasnya tanpa terdapat luka lecet sepeserpun.

Fana yang melihat itu tanpa pikir panjang langsung segera lari kebawah untuk menghentikan tawuran tersebut. Saat berada tepat ditengah tawuran, ia berteriak.

" Samudra!"

Samudra langsung menolehkan sajahnya ketika namanya disebut oleh seseorang. Dia melihat Fana berdiri ditengah tawuran langsung marah. Ia tak habis pikir kenapa wanita tersebut nekat kesini.

Samudra melihat raut Herma sedang tersenyum licik. Ia tahu apa yang sedang direncanakan laki- laki tersebut. Belum ia bergerak, ia sudah mendapati guru- guru BK berjalan dan membubarkan tawuran tersebut.

Samudra berjalan menarik tangan Fana dan pergi dari tempat tersebut dengan diam-diam.

"Lo ngapa neriakin gue! Lo tuh ceroboh banget tau nggak!"

" Ma-maaf gue tadi takut liat lo dikepung banyak anak yang bawa senjata" ucapnya seraya menunduk dengan bibir bergetar.

" Bngst! Kalo lo ada apa apa gue nggak bakal peduli. Karna itu salah lo ngapa juga neriakin nama gue!" Samudra lalu berjalan pergi menhampiri temannya dan anggotanya yang pasti sudah berada diruang BK.

Fana menangis mendengar ucapan Samudra, ia perlahan lahan duduk dengan tangan yang berada diatas lutut seraya memejamkan matanya dan menangis.

" Fan! Lo nggak papa kan?" Rinai dan Alya tiba- tiba muncul.Fana menggelengkan kepalanya. " Lo kenapa nangis? Ada yang ngapa-ngapain lo?" tanya Alya.

Fana hanya diam menangis dan menatap kedua sahabatnya. Ia menerjang tubuh kedua sahabatnya memeluk dan kembali menangis.

" Udah lo tenang, cerita sama kita kenapa lo nangis."

" Gu- gue nggak papa kok"

" Yaudh kalo lo belom siap cerita, lo puas-puasin nangis lo dulu aja biar lega" ucap Rinai menenangkan.

"Udah lah ayok masuk gue dah mendingan kok" ucap Fana diangguki kedua sahabatnya. Ia berkata pada Alya dan Rinai bahwa ia akan pergi ke toilet untuk membasuh mukanya.

Di dalam toilet, Fana melihat penampilannya yang sudah jauh dari kata rapih. Ia mulai membenarkan penampilannya dan kembali menangis apa yang sudah di ucapkan Samudra tadi.

"Kalo lo ada apa apa gue nggak bakal peduli. Karna itu salah lo ngapa juga neriakin nama gue!"

Fana juga menyesal mengapa ia meneriaki nama Samudra tadi. Tetapi ia juga sangat khawatir jika Samudra akan terkena luka parah saat ia tawuran.

Melihat penampilannya yang sudah baik, ia berjalan menghampiri kedua sahabatnya dan berlalu ke kelas.

Saat ini,Samudra dan anggota The Ganourxt sedang dimarahi habis-habisan oleh guru BK yang bernama Pak Sapto. Ia terkenal guru BK yang paling galak.

"Kalian ini memang tidak ada kapok kapoknya! Bapak sudah muak melihat kalian semua! Apalagi kamu Samudra! Kamu itu anak pemilik sekolahan tapi tidak mencerminkan hal baik untuk ditiru! Kamu sama geng mu yang nggak jelas ini malah asik tawuran dan tidak tahu tempat! Bapak kecewa sama kalian semua, kalian bapak skors sekalama seminggu dan ini suratnya beritahukan kepada kedua orangtua kalian!" marah Pak Gatot panjang lebar dan memberikan surat kepada mereka semua.

" Oke makasih banyak Pak udah skors kita seminggu. Kita seneng banget malahan" ucap Brian santai.

Tatapan Pak Gatot langsung berubah nyalang, seperti sudah ada kobarang api didalamnya. " Kalian keluar sekarang juga! Muak saya liatnya!" bentak Pak Gatot.

" Kita juga mau keluar!" ucap Samudra tanpa sopan santun.

Mereka langsung berjalan keluar mengikuti sang bos mereka pergi. Samudra mengambil tasnya dan keluar dari kelas tanpa mengindahkan tatapan bingung para teman kelasnya.

Mereka langsung menghidupkan motor masing-masing dan berjalan keluar menuju bascame yang adalah sebuah rumah untuk biasa mereka kumpul. Mereka kompak menggunakan jaket hitam dengan lambang The Ganourxt dibalakangnya. Terlihat sangat sederhana tapi elegan. Jaket tersebut tidak pernah mereka pakaikan ke siapapun termasuk ke orang yang mereka sayang.

                               ***

Pulang sekolah Fana langsung pergi pulang karena ia sudah sangat tidak bertenaga. Ia pulang menggunakan angkot kembali, ia tak percaya ternyata Samudra tawuran juga. Karena yang ia lihat Samudra seperti biasa saja ya walaupun bad juga.

Sampai di apartmen ia langsung pergi ke kamar dan mengganti pakaiannya. Setelas selesai, ia membaringkan tubuhnya dan mengistirahatkan sebentar.

Tak lama setelah ia terlelap, Samudra datang membuka pintu kamar mandapati Fana sudah tidur sangat pulas. Ia menghindikan bahu dan masuk ke kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian.

Setelah selesai ia berjalan kearah ruang tv dan sekedar menonton tv tapi tidak satupun ada acara yang menarik. Ia membuka ponselnya dan bermain game untuk membunuh rasa bosannya. Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, ia tetap melanjutkan game nya hingga adzan magtib terdengar.

Fana bangun lalu mengambil wudhu dan mununaikan shalat magribnya. Ia tidak tahu dimana Samudra berada tapi jika ia lihat ia melihat terdapat tas Samudra yang ada di atas tempat tidur.

Selesai menunaikan shalat ia pergi kedapur karena perutnya sudah sangat keroncongan minta diisi.
Ia berjalan dan mendapati Samudra yang sedang asik bemain game.

"Udah shalat?"

Pertanyaan Fana hanya diabaikan oleh Samudra, Fana menghela nafas lalu pergi kedapur untuk membuat makanan.

Makanan sudah tersimpan rapi di meja makan, Fana memanggil Samudra untuk segera makan.

"Sam makan dulu!"

Tak terlalu lama ia melihat Samudra berjalan kearah meja makan dan mendudukkan badannya. Samudra langsung mengambil makanan tersebut dan memakannya tanpa memedulikan Fana yang ada dihadapannya.


***

Double up ini ceritanya wkwk. Maaf ya lama banget upnya jangan bosen terua baca sama votenya. Spam next yang banyak biar tambah semangat nih. Thanks Readers tersayangku😘

SAMUDRA AGRIVADA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang