[PLAGIAT DIHARAP MUNDUR⚠]
FOLLOW SEBELUM MEMBACA!
#Berandal series 1
Samudra Arkana Agrivada
Seorang pentolan SMA Garuda yang sangat disegani di sekolahnya. Tapi ia memiliki rahasia besar dimasa mudanya. Ya, diusia mudanya ia harus menikah dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Samudra dan Fana sudah kembali ke kelas masing-masing. Sebenarnya Samudra sangat malas balik ke kelas tetapi ia dipaksa oleh Fana agar mau mengikuti pelajaran yang menurutnya sangat membosankan.
"Sam dari mana aja lo? "tanya seseorang yang tiba-tiba datang di depannya.
"Rooftop"
"Ohh sama sapa? "tanya seseorang tersebut yang ternyata adalah Rangga.
"Fana"jawab Samudra malas.
"Cie.. Cie.. Yang abis berduaan ama bini! Ehm! "ucap Rangga menggoda Samudra yang dibalas tatapan tajam khasnya.
"Slow dong bos! "
"Hmm. Mana Brian? "tanya Samudra.
"Kaga tau pasti tebar pesona ama anak kelas sepuluh. Biasalah kaya kaga tau aja. "
"Dasar! "dengus Samudra.
Dilain tempat Fana sedang berada di dalam kelasnya bersama murid-murid yang lain karena pelajaran yang seharusnya sudah keluar dari tadi dikarenakan materi yang dibahas masih banyak.
Ia mulai jengah, Fana mengecungkan tangan kanannya seraya memanggil guru yang sedang menerangkan. "Pak! "panggil Fana.
"Ya? Ada apa? "tanya Pak Bargo.
"Saya mau ketoilet pak, Kebelet! "ucap Fana berbohong karena ia sangat malas mengikuti pelajaran yang entah selesai kapan.
"Iya silahkan jangan lama-lama! "ucap Pak Bargo tegas.
Fana keluar kelas dan langsung menuju ke toilet. Ia membasuh wajahnya dan sedikit membenarkan letak seragamnya.Tiba-tiba datang Lidya dan kedua temannya.
"Heh lo!"ucap Lidya membentak.
"Ada apa? "
"Ada apa ada apa! Gak usah sok gak tau deh lo."ucap Lidya
"Gue gak tau ya apa kesalahan gue! "ucap Fana yang hampir tersulut emosi.
"Gue tau lo sama temen lo itu sekarang deketin Samudra sama temennya kan! Dasar cewek gak tau diri! "ucap Lidya merendahkan Fana.
"Lo tau kan Samudra sama temennya itu udah milik kita! Tau kan lo? "ucap Mauren dengan menjambak rambut Fana.
"Aww! Lo apa-apaan sih! Lepaain gak tangan lo! "ucap Fana sambil menarik tangan Mauren agar terlepas.
"Itu belom seberapa! Kalo lo deketi lagi gue gak segan-segan akan ngancurin lo! "ancam Lidya dengan menunjuk wajah Fana.
'PLAK! '
Suara tamparan menggema di dalam toilet.
"Ini buat lo yang deketin Samudra! "ucap Lidya
'PLAK! ' 'PLAK! '
Dua tamparan terdengar kambali di dalam toilet,namun itu dilakukan oleh kedua teman Lidya yaitu Mauren dan Viola.
"Itu buat temen lo yang ganjen ama Rangga dan Brian! "ucap Viola diangguki Mauren.
Kini wajah Fana sudah tidak terbentuk lagi. Lebam berada di samping kanan dan kiri pipi Fana serta rambut yang beberapa sudah tercabut gara-gara jambakan maut yang diberikan Lidya.
Fana hanya menerima kejadian tersebut dengan pasrah karena percuma jika ia melawan pasti akan kalah dengan Lidya dan temannya. Tapi kenapa dia juga harus terkena tamparan dari Viola dan Mauren, seharusnya temannya kan? Fana juga tidak ikut campur.
'Brakk! '
Terdengar dobrakan dari pintu kamar mandi.
"Lepasin!"ucap seseorang yang mendobrak pintu tersebut.
Lidya dan kedua temannya berbalik badan dan seketika kaget karena melihat seseorang tersebut.
"Samudra?! "pekik mereka berbarengan.
Samudra langsung berjalan kearah mereka dan menampar mereka satu persatu.
'Plak! ' 'Plak! ' 'Plak! '
"Itu belum sebanding! "ucap Samudra lalu membawa Fana yang sedang menangis keluar toilet.
***
"Lo gak papa kan?? "tanya Samudra kepada Fana yang sedang menangis sesenggukan. Fana mengangguk sambil menundukkan kepalanya.
"Yok! "Samudra menarik tangan Fana dan berjalan kearah parkiran.
"Mau mana? "tanya Fana menghentikan jalannya.
"Pulang"
"Ini belom waktunya pulang Sam! Gue gak mau ya! Sama aja bolos!"ucap Fana.
"Emang bolos! "Samudra kemvali menarik tangan Fana ke arah mobil yang terparkir di depannya.
"Issh dasar! Kebanyakan bolos mah mikirnya cetek." dengus Fana sambil menggerutu.
Samudra yang mendengarnya hanya melirik Fana dan masuk ke dalam mobil.
"Lo ga mau masuk? "tanya Samudra membuka kaca mobil. Fana langsung masuk dengan wajah cemberutnya yang malah membuatnya imut karena wajahnya masih berwarna merah efek menangis.
Samudra menghidupkan mobilnya dan meninggalkan parkiran dengan santainya tanpa rasa takut jika ketahuan guru piket.