[PLAGIAT DIHARAP MUNDUR⚠]
FOLLOW SEBELUM MEMBACA!
#Berandal series 1
Samudra Arkana Agrivada
Seorang pentolan SMA Garuda yang sangat disegani di sekolahnya. Tapi ia memiliki rahasia besar dimasa mudanya. Ya, diusia mudanya ia harus menikah dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang sekolah, Samudra berencana akan kemarkas The Gonourxt. Fana bersikukuh ingin ikut Samudra ke markas. Samudra ke markas karena akan membicarakan sesuatu yang sangat penting. Masalah Duskra? Maybe.
"Nggak usah ikut aja ya?"ucap Samudra.
"Ih nggak mau! Aku pengen ikut. Baby nya pengen ngawasin ayahnya!"sentak Fana.
Samudra memijat keningnya. "Oke. Tapi kalo nggak betah bilang."
"Siap kapten!"ucap Fana ceria. Samudra terkekeh pelan dan mengacak rambut Fana menyebabkan wajah Fana yang tadinya ceria menjadi cemberut.
"Kenapa tuh bibir? Minta cium?"
"Apasih. Rambutku berantakan tau"
"Ya maap. Lo imut sih. Jadi jangan salahin gue"
Kedua pipi Fana merona. 'Astagaa! Ini kesekian kalinya Samudra bikin baper gue! Aduh maluukann' batin Fana.
"Yaudah ayok cepetan"
Samudra menarik pelan tangan Fana menuju parkiran. Memang suasana kelas Fana sepi karena teman-temannya sudah pulang dari tadi.
"Oh iya Sam. Kok aku nggak pernah liat Rea?"tanya Fana.
"Ngapain si nyariin orang itu. Gue aja sebenernya jijik liat dia"
"Yakan aku cuma tanya. Biasa aja dong!" Melihat tanggapan Samudra yang seperti itu Fana menjadi sangat kesal dengan orang yang ada didepannya.
"Idih ngambekan. Sini sini peluk". Samudra memberhentikan jalannya dan berbalik menghadap Fana. Ia merentangkan kedua tangannya bersiap memeluk Fana.
"Nggak mau. Bau!"
Samudra segera mencium kedua ketiaknya. Ia merasa ketiaknya wangi wangi saja. Tidak bau seperti yang dikatakan Fana. "Wangi tuh."
"Pokoknya bauu!" Fana langsung pergi dari hadapan Samudra menuju parkiran dimana motor Samudra berada.
Samudra langsung berlari mengejar Fana. "Fana tungguin! Fan! Aduh Fana sayang!!"
'Gue bego kok dipelihara ya.'
Sesampainya di parkiran, Samudra melihat Fana yang sudah duduk adem ayem diatas motornya. Fana enggan melihat Samudra, jadi ia memilih melihat ke langit sambil menghitung. Tidak tau apa yang ia hitung.
"Maaf deh ya"ucap Samudra.
"Udah ah cepetan. Nggak usah banyak ngomong!"
Samudra langsung menaiki motornya dan berlalu dari parkiran menuju ke markas anak The Gonourxt. Di perjalanan hanya ada keheningan diantara mereka. Yang biasanya selalu ada pembicaran, sekarang hanya terdengar suara bising motor dan mobil yang lewat.
Arah menuju markas The Gonourxt memang sangat sepi. Hanya ditumbuhi pepohonan dan rumah rumah kosong. Fana mengeratkan pegangannya diperut Samudra. Sengguh keadaan yang mencekam menurut Fana.