S E B E L A S

53.4K 3.1K 64
                                    

Hingar bingar suara memenuhi telinga ketika Samudra mulai melangkahkan kakinya ke arah pintu masuk club

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingar bingar suara memenuhi telinga ketika Samudra mulai melangkahkan kakinya ke arah pintu masuk club. Ia mencari keberadaan sahabat-sahabatnya yang entah berada dimana.

Matanya menyipit, Ia dapat lihat sahabatnya sedang di sebuah meja dengan sebotol minuman yang mereka pegang masing-masing.

"Ehmm! "Rangga dan Brian langsung menoleh mencari tahu siapa yang mendehami mereka.

"Dari mana aja lo? "tanya Brian.

"Kita nungguin dari tadi sampek bete malah ga nongol-nongol! "ucap Rangga kesal.

"Rumah"ucap Samudra lalu menarik kursi yang ada di sampingnya dan mendudukinya.

"Oh iya ngapa muka lo?  Kaya banyak masalah aja!"tanya Rangga.

"Ga papa"ucap Samudra lesu.

"Kalo jawabnya ga papa mesti artinya lo ada apa apa"ucap Rangga yang diangguki Brian.

"Edrea masih hidup! "ucap Samudra.

"HAH?? "ucap Rangga dan Brian kaget. Samudra hanya menghidikkan bahu dan mengambil botol yang ada di depannya lalu meminumnya.

"Kok bisa dia masih hidup Sam? "ucap Brian.

"Iya bukannya dia udah meninggal ya? "ucap Rangga heran.

"Kaga tau gue! "

"Lo tau dari mana Sam? "tanya Rangga. Samudra mulai menceritakan kejadian dari mana ia mengetahui bahwa Edrea masih hidup.

Flashback on

Samudra berjalan menemui Fana yang sedang menonton televisi. "Ehmm! "dehem Samudra.

"Apaan?"

"Gue mau pergi maen! "

"Kemana? "

"Terserah! "jawab Samudra lalu pergi meninggalkan Fana yang berdecak sebal karena pertanyaannya tidak dijawab dengan benar oleh Samudra.

Ia menghidupkan motornya lalu pergi ketempat ia dan sahabatnya akan bertemu.

Saat melewati pusat perbelanjaan,matanya tidak sengaja melihat seseorang yang dulunya mengisi lubuk hatinya dengan cinta.

Ya dia adalah Edrea.Samudra mengikuti kemana Edrea akan pergi.

Mobil Edrea mengarah ke komplek perumahan mewah. Samudra terus mengikutinya sampai mobil yang di tumpangi Edrea berhenti di sebuah rumah mewah bercat biru muda.

Samudra melihat Edrea keluar dari mobilnya dan melangkahkan kakinya  masuk ke dalam rumah yang Samudra tidak tahu pemiliknya.

Ia yakin bahwa sesorang yang masuk ke dalam rumah adalah Edreanya yang sudah meninggal. Tapi terselip pertanyaan dihatinya kenapa Edrea masih hidup?

Flashback off

"Ooo gitu ceritanya"ucap Rangga diangguki Samudra.

"Tapi kok aneh ya Sam, Rang. Masa Edrea masih hidup soalnya kitakan lihat sendiri kalo Edrea meninggal di rumah sakit waktu itu."ucap Brian bingung.

"Entah lah"ucap Samudra lalu kembali meneguk cairan yang ada di dalam botol tersebut.

Dilain tempat Fana gelisah karena Samudra belum pulang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Ting..

Pintu apartemen dibuka dan muncul lah Samudra dengan keadaan kacau. Fana segera berlari menghampiri Samudra.

"Sam!  Lo dari mana aja sih? Udah bajunya kusut!"ucap Fana marah.

"Paan sih!"bentak Samudra lalu pergi meninggalkan Fana yang mematung karena seumur hidupnya, Ia belum sama sekali di bentak oleh orang tuanya dan orang terdekatnya.

Fana memandang Samudra sendu. Ia memang sudah mulai menyadari bahwa ia mulai mencintai suaminya tersebut. Tapi mungkin cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Fana melangkahkan kakinya menuju kamar, ia dapat melihat Samudra yang sudah berbaring diatas kasur mungkin sudah tertidur.

Fana mendekati Samudra dan mengusap kepala Samudra.Ia mulai menitikkan air matanya.

"Ke-kenapa sih cinta ha-harus begini?  Hiks.. Hiks.. "ucap Fana disertai air mata yang sudah meluncur bebas di pipinya yang chubby.

"Gu-gue sayang hiks.. hiks.. sama lo! Kenapa sih lo ga pe-peka! Gue pe-pengen membenci lo ta-tap gue ga bisa Sam! Hiks.. Hiks... "tangis Fana.

Fana merebahkan tubuhnya sambil terus membelai wajah tampan suaminya. Ia tersenyum miris memang takdirnya sudah begini, biarlah dirinya yang merasakan kesakitan hati jangan untuk anak-anaknya kelak.

Ia sadar, mungkin rumah tangganya bersama Samudra akan selalu seperti ini. Fana mulai menutup matanya, ia lelah dengan kenyataan ini. Mungkin saat besok ia bangun hanyalah mimpi yang mengambil seluruh cintanya yang menyebabkan percintaanya bertepuk sebelah tangan.

Ya ia kembali tersenyum miris dan menusul Samudra ke alam mimpi. Mimpi yang sangat indah sampai-sampai ia berharap Tuhan jangan membangunkannya kembali.

                             ***

                  -Ambar Arbn-
                  

Huhuhu... sedih ya..
Jangan lupa vote & komen sebanyak-banyaknya.

SAMUDRA AGRIVADA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang