D U A P U L U H D U A

51.7K 2.7K 151
                                    

Pagi-pagi sekali Fana sudah terbangun karena rasa mual yang sangat mengganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Fana sudah terbangun karena rasa mual yang sangat mengganggu. Ia berdiri diatas wastafel. Kedua tangannya ia letakkan di dekat wastafel untuk menyangga tubuhnya yang sangat lemah. Setelah selesai, ia kembali berjalan dengan sempoyongan dan menahan pusing yang teramat di kepalanya.

"Duh, gue kenapa si?"gumamnya.

Fana kembali membaringkan badannya di atas tempat tidur dan mencoba memejamkan matanya. Tetapi tetap tudak bisa.

"Udah jam 5 ternyata. Kenapa gue mau tidur lagi sih tadi"

Fana langsung ke dapur untuk memasak sarapannya dan Samudra walau harus menahan pusing. Fana dengan cekatan memotong-motong sayuran dan bahan-bahan lalu menumisnya, ia berniat ingin memasak tumis kangkung dan ayam goreng.

20 menit kemudian, Fana sudah selesai dan berjalan ke kamar untuk mandi. Ia melihat Samudra yang masih saja bergelung diselimutnya.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian sekolah, Fana membangunkan Samudra.

"Sam, bangun"ucapnya membangunkan Samudra seraya menepuk pipi dengan pelan.

"Sam"

"Hghh"jawab Samudra.

"Buru bangun,udah jam 6 ini" Samudra langsung menyibak selimutnya dengan kasar dan beranjak ke kamar mandi.

Rutinitas mereka hanya seperti itu. Tidak ada kemajuan sama sekali. Padahal mera menikah sudah 4 bulan yang lalu.

Setelah selesai mandi dan memakai pakain sekolah, Samudra langsung pergi ke ruang makan dan memakan sarapannya. Fana melihat penampilan Samudra yang jauh dari kata rapi.

"Itu kenapa dasinya nggak dipakai? Trus bajunya juga kenapa nggak dimasukin?"

Baru saja ingin menyuapkan makanan kemulutnya, Samudra diberi rentetan pertanyaan dari Fana. Ia berdecak sebal, ia sangat tidak suka apabila ada seseorang yang mengomentari penampilannya atau apapun.

"Nggak usah urusin idup gue!" ucapnya lalu meninggalkan meja makan tanpa memakan sarapannya. Samudra sudah kehilangan moodnya. Setelah sampai basement,segera ia mengendarai motornya dan berlalu meninggalkan area apartmen.

Fana duduk termanggu. Ia sedih karena Samudra tidak ingin ia mengurusi hidupnya. Rasa ia ingin menyerah tapi ia masih memikirkan bagaimana nanti reaksi orangtuanya.

Fana melahap sarapan yang ia buat dengan segera dan pergi berangkat ke sekolah.

                                  ***

"Fana!" teriak seseorang dari balik tubuhnya. Ternyata yang memanggilnya Rinai.

" Hm. Kenapa?"

"Gue yang harusnya tanya. Kenapa lo pagi- pagi dah lemes ama murung gitu. Kek kekurangan gizi lo"

" Lo sebenernya tanya apa mau ngehina gue sih" sentak Fana.

SAMUDRA AGRIVADA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang