[PLAGIAT DIHARAP MUNDUR⚠]
FOLLOW SEBELUM MEMBACA!
#Berandal series 1
Samudra Arkana Agrivada
Seorang pentolan SMA Garuda yang sangat disegani di sekolahnya. Tapi ia memiliki rahasia besar dimasa mudanya. Ya, diusia mudanya ia harus menikah dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah selesai memasak Fana barjalan kearah kamar untuk memanggil Samudra yang sedang bermain game di kasur king sizenya.
"Sam! Makanannya udah jadi, lo mau makan ga?"
"Hmm"
Samudra mem-pause gamenya dan bangkit dari kasur. Ia berjalan mendahului Fana yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Dasar bukannya nungguin! Malah jalan didepan gue dengan santainya lagi! Huh." gerutu Fana sambil berjalan menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan,Fana mengambilkan nasi serta lauk kepada Samudra yang sedari tadi menunggu kedatangannya.
"Nih"ucap Fana memberikan makanan kepada Samudra.
"Hmm"
Mereka memakan makanan dengan hikmat tanpa ada pembicaraan.
"Udah belom makannya Sam?"
"Hmm"
"Siniin piringnya biar gue cuci."
Samudra memberikan piringnya kepada Fana,lalu berjalan kekamar untuk mandi karena jam sudah menunjukkan pukul 16.26.
"Sam! Lo dimana!?." teriak Fana ketika masuk ke kamar.
Fana mendengar ada suara percikan air, yang menandakan Samudra berada didalamnya.
"Mending gue baca novel ajalah dari pada nungguin Samudra mandi. Lama lagi mandinya kagak kelar-kelar. "
Novel yang sangat Fana sukai yaitu yang bergenre romatis. Karena novel tersebut membuat pembacanya selalu baper dan berkhayal akankah ada kehidupan yang seperti dinovel-novel itu.
Mata Fana sudah tidak tahan menahan kantuk yang sudah menyerangnya. Akhirnya ia tertidur terlentang di sofa dengan novel yang berada dia atas tubuhnya.
Pintu kamar mandi terbuka,menampakkan Samudra yang hanya menggunakan celana boxer tanpa memakai bajunya.
Ia melihat Fana yang sudah tertidur di sofa dengan novel kesayangnya. Samudra kemudian berjalan kearah Fana dan membaringkan ia di kasur mereka.
Setelah membaringkan Fana, ia menaiki kasur dan memeluk Fana sambil memejamkan mata mengikuti Fana yang sudah tertidur dengan pulasnya.
***
Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam. Fana membuka matanya,lalu pandangannya ia edarkan kearah perutnya yang terasa seperti tertindih benda keras.
Ia kaget ternyata yang menindihi perutnya adalah tangan Samudra yang sedang memeluknya. Fana mencoba melepaskan tetapi Samudra melah semakin mengeratkan pelukannya kepada Fana.
"Sam bangun dong! Tangan lo nih. "
"........"
"Sam kalo dalam hitungan 5 detik lo ga bangun ama ngelepasih tangan lo dari perut gue, gue akan gigit tangan lo sampe merah! "ucap Fana kesal kepada Samudra karena susah sekali di bangunkan.
"1..,2...,3....,4..."
"Ck iya! "
"Ihh lepasin tangan lo!!"
Sumudra melepaskan pelukannya kepada Fana dan berdiri melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Fana melihat Samudra yang sudah bangun,lalu ia mulai membereskan selimut dan bad cover kasur,lalu menyiapkan sarapan nasi goreng yang menurutnya cepat untuk dibuat.
Setelah membuat sarapan, Fana kembali ke kamarnya dan menyiapkan buku-buku pelajaran yang akan ia bawa ke sekolah. Pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan Samudra yang sudah lengkap dengan seragam abu-abunya.
"Lo dah selesai kan mandinya?. "
"Ga liat? "
"Liat sih."jawab Fana dengan terkekeh.
Fana melangkahkan kakinya untuk melakukan ritual mandinya yang selalu ia laksanakan setiap pagi dan sore hari itu. Samudra mulai berjalan keluar kamar dengan tas yang ia sampirka dibahunya.
Di meja makan sudah tersajikan nasi goreng yang telah Fana buat tadi. Dari arah tangga muncul lah Fana yang sudah rapi dengan seragam dan rok abu-abunya. Ia menghampiri Samudra yang sudah menunggunya sedari tadi untuk sarapan.
"Kenapa ga makan duluan? "
"Nunggu lo. "
"Ohh yaudh nih gue ambilin. "
Mereka memakan sarapan dengan keadaan hening.Setelah selesai sarapan merekan memutuskan langsung berangkat ke sekolah menggunakan mobil sport merah milik Samudra.
Mobil yang mereka tumpangi hanya terdengar suara kendaraan ibukota yang mulai ramai, tanpa ada pembicaraan antara keduanya.
Sesampainya di parkiran sekolah, siswa-siswi sudah sangat ramai. Fana bingung ia harus keluar sekarang atau menunggu parkiran sepi.
"Ga turun? "
"Masih rame Sam. "
"Trus? "
"Ya trus kalo gue turun sekarang yang ada gue bakal abis sama fans-fans fanatik lo itu. "