D U A P U L U H D E L A P A N

55.2K 3K 168
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat sudah berbunyi. Murid-murid berhamburan keluar kelas. Ada yang pergi ke kantin, ada yang ke taman belakang, ada yang ke toilet, adapula yang tidak kemana-mana dan memilih tidur di kelas. Fana dan kedua sahabatnya memilih pergi ke kantin karna perut mereka sudah keroncongan. Dan mengenai kehamilannnya, sampai sekarang pun belum ada yang mengetahuinya. Ia belum siap memberitahu semua begitupun Samudra.

"Fan suami lo masih sama cewek baru itu? Siapa sih namanya itu? Aduh lupa gue"tanya Alya.

"Rea, namanya"jawab Rinai.

"Gue nggak tau masih apa enggak"jawab Fana. Yap memang Fana belum tahu apakah Samudra sudah putus atau masih dengan Rea.

"Yah gimana sih lo"

"Udah deh nggak usah bahas itu. Lo pesenin gue makan ajadeh"ucap Fana kepada Alya disertai cengiran lebarnya.

"Kok gue?"

"Ya nggak papa lah. Lo kan baik Al"

"Iyadeh iya. Lo berdua mesen apa?"

"Em gue cumi krispi sama es teh nya 1 ya"jawab Fana. Ia sangat ingin sekali memakan cumi. Mungkin ngidam  kah?

"Gue bakso ajadah ama es teh 1"

"Oke tunggu ya"

Dari arah pintu kantin, terdengar teriakan histeris murid karena Samudra dan semua anggota gengnya masuk ke kantin. Memang akhir-akhir ini Samudra dan gengnya terang-terangan akan organisasinya itu. Jadi tidak heran lagi murid AHS sudah banyak yang mengetahui.

Samudra melihat Fana yang asik bermain ponsel hingga tidak menyadari jika ia dan gengnya masuk kedalam kantin. Samudra memilih bergabung dengan gengnya. Ia melihat Fana yang makan dengan lahap setelah salah satu sahabatnya yang ntah Samudra tidak mengetahui namanya membawa nampan berisi makanan yang mereka pesan.

Ia tersenyum kecil, imut sekali istrinya itu jika sedang makan. Karena sangking asyiknya memperhatikan Fana, Samudra tidak sadar bahwa Rea sudah duduk disebelahnya. Rea menepuk bahu Samudra dan bergelayut manja di lengannya.

Samudra rasanya jijik dengan perempuan ini. Munafik. Mungkin kata itulah yang bagus disematkan untuk Rea. Samudra memulai aktingnya, ia memang sudah merencanakan ini semua.

"Sayang. Nanti pulang sekolah anterin aku ke mall ya"

"Oke sayang"ucap Samudra sambil mengelus rambut Rea. Sebenarnya didalam hatinya ia sangat jijik dengan apa yang ia ucapkan.

Anggota The Gonourtx hanya memandang muak kearah Rea. Memang mereka semua tidak menyukai Rea. "Fan liat deh suami lo tingkahnya"ucap Rinai memberitahu Fana.

"Kenapa dia?"

"Itu liat deh. Dipojok kantin"tunjuk Rinai. Fana menengok kearah pojok kantin dan melihat Samudra dan teman-temannya sedang berkumpul. Tapi ia melihat Samudra dan Rea sedang bermesraan.

'Kemarin katanya mau berubah, tapi kenyataannya' batin Fana. Kenapa Samudra seperti itu? Fana sudah tidak tau lagi akan perlakuan Samudra. Semua lelaki sama aja. Fana langsung berdiri dan berlari keluar kantin.

Tetesan air mata sedikit demi sedikit keluar dari matanya. Fana terus berlari,tujuannya saat ini adalah toilet. Sampai di toilet, Fana meluruh diatas lantai.

"Memang nak ayahmu itu pembohong. Tapi kenapa bunda tidak bisa membencinya!"ucap Fana seraya mengelus perutnya.

"Aku sangat mencintaimu Sam. Apa kamu tidak tahu"lirih Fana.

Sedangkan ditempat lain, Samudra yang tadi melihat Fana keluar dari kantin merasa cemas. Fana pasti salah paham kepadanya. Astaga masalah apalagi ini.

Samudra melepaskan tangan Rea dan berjalan keluar kantin. Tujuannya hanya satu, mencari Fana. Samudra berlari ke toilet, jika Fana sedih pasti akan ke toilet. Sesampainya di toilet, keadaan toilet sangat sepi. Memudahkannya mencari Fana. Ia mendengar tangisan seseorang.

'Pasti itu Fana' batin Samudra.
Ia membuka satu persatu pintu toilet dan menemukan Fana yang sedang duduk bersimpuh diatas lantai dengan keadaan yang mengenaskan. Tatanan rambut serta muka kusutnya membuat Samudra sedih.

"Fan, hei Fan lo nggak apa-apa?"

"Pergi"

"Ayo pulang" Samudra langsung menggendong Fana.

"Aku gamau. Aku gamau pulang! Pembohong! Hiks.." Fana yang berada di gendongan memberontak dan memukul-mukul dada Samudra.
Samudra tetap berjalan tanpa menghiraukan rontaan Fana.

Samudra memilih jalan belakang karena jika ia memilih lewat jalan depan maka akan banyak murid yang berlalu lalang.

Sampai di parkiran, Samudra meletakkan Fana di dalam mobil. Ia langsung masuk dan mengendarainya dengan kecepatan sedang.

Sejak di dalam mobil, Fana sama sekali tidak berbicara. Samudra yabg disebelahnya mencuri-curi pandangan kearahnya. Sesampainya di apartmen, Samudra membuka pintu Fana dan menggandengnya masuk ke apartmen mereka. Fana hanya menatap kosong saat berjalan, seperti tidak ada harapan saat hidup.

"Fan dengerin gue, gue bener-bener apa yang gue omongin kemarin. Tadi yang lo liat di kantin itu nggak bener."

"Nggk bener apa lagi? Jelas-jelas aku liat dengan mata kepala aku kalo kamu itu mesra-mesraan sama Rea. Kalo kamu masih cinta sama dia, tinggalin aku"

"Nggak gue gamau"

"Emang ya kamu itu cuma bisa membual! Basi tau nggak. Nggak usah janji-janji kalo nggak bisa menepati"

Fana langsung meninggalkan Samudra dan berjalan ke kamar. Setelah mengunci pintu kamar, Fana langsung kembali menangis. Kenapa takdirnya selalu seperti ini?  Apakah ia tidak berhak bahagia?

"Kamu kalo udah gede jangan kaya ayahmu ya baby"

Fana berjalan kearah tempat tidur dan membaringkan badannya. Sungguh ia sangat lelah dengan ini.
Tak lama ia terlelap dan sedikit melupakan apa yang tadi terjadi.

Samudra masih berada ditempat semula. Ia kaget akan perkataan Fana.
'Kenapa jadi gini sih' batin Samudra.

"Arghhh"teriak Samudra lalu ia pergi dari apartmen menuju ke tempat ia dan anggota gengnya kumpul.

Samudra mengendarai motor sportnya dengan kecepatan tinggi tanpa memperdulikan kendaraan yang lalu lalang.

'Ini semua gara-gara Rea! Inget gue bales lo ular!'

***
AmbarArbn

Hai gimana nih partnya?

Pendek ya?

Satu kata buat Samudra

Satu kata buat Fana

Satu kata buat Rea

Satu kata buat The Gonourtx

Comen next disini sebanyak banyaknya!

Jangan lupa vote ya please:'(


SAMUDRA AGRIVADA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang