28.5 - Where The Water Flows, When The Wind Blows

437 70 7
                                    

Suara riak air bisa menandakan apa pun.

Dari pergerakan alam, angin, serta makhluk hidup yang menyentuh zat tersebut. Dengan hidup berdampingan didalamnya.

Atau bisa jadi ketenangan hidup yang tersentuh akan kekacauan realita.

Sementara tak jauh dari sana, sesosok tinggi jangkung dengan kulit berurat yang pucat mendarat di pinggir telaga dekat hulu sungai yang jauh dari pemukiman.

Nie Huaisang diturunkan ke permukaan tanah dengan lembut dan membenarkan pakaiannya.

“Ah… Lain kali kita jangan lewat saat sungai. Aku tak ingin bajuku basah lagi.”

Mendengar itu, yang bersangkutan mengangguk sembari menuruti dalam hati untuk mengingatnya nanti di perjalanan pulang.

Wen Ning memperhatikannya yang mulai berjalan ke pinggir sungai. Nadanya datar tapi menyiratkan kebingungan. “Tapi, Tuan Nie… Kenapa Anda memanggil saya begitu di depan Jiang-Zhongzhu dan Zewu-jun?”

Jika reaksinya jadi begitu, tentu saja Wen Ning akan menjauhi atau kabur kalau tak ada Nie Huaisang yang melindunginya. Dia tak berani macam-macam dengan keduanya, apalagi Jiang Cheng.

Bisa-bisa nanti Wen Ning termutilasi meski badannya nanti bisa dijahit lagi oleh Wei Wuxian. Tapi tetap saja akan membuat repot, dan tuannya tak suka akan hal seperti itu.

Nie Huaisang perlahan duduk di sebuah batu besar di tepian, mengipasi diri seperti biasanya dengan santai. “Hanya memastikan keadaan, itu saja yang bisa kukatakan padamu saat ini.”

Wen Ning mengerjapkan mata, menelengkan kepala sesaat dengan bingung sambil mencoba berpikir akan alasan apa orang tersebut melakukan hal yang tadi.

Memperhatikan kekasihnya yang tak paham pun membuat Nie Huaisang terkekeh di balik kipas. Senang melihat Wen Ning bersikap polos dan manis begitu.

“Tidak perlu memikirkannya, Qionglin. Aku hanya ingin mengisengi Jiang-Xiong saja dengan memanggilmu tadi. Lagipula,”

Ia menoleh ke aliran sungai yang beriak gembira di seberang sana, matanya menerawang ke arah yang jauh seperti memikirkan hal yang tak dimengerti oleh sang mayat hidup berakal di belakangnya.

“Setidaknya dia harus tahu akan hal yang ada diantara kita berdua.”

Setidaknya begitu. Ia tak mau berbasa-basi dan membiarkan para penonton pertunjukannya berpikir sendiri dengan otak masing-masing. Hubungannya dan Wen Ning sudah dekat sejak masih di sekolah. Saling membantu dan berbagi rasa kematian serta realita pahit, sehingga menjadi terikat satu sama lain.

Lalu Nie Huaisang menyunggingkan kekehan yang keluar dari mulut tipisnya.

“Akan jadi masalah kalau mereka tak tahu bagaimana cara menyembunyikan perasaan masing-masing, bukan? Setidaknya aku ingin membuatnya tahu kalau kita punya hubungan dekat dan mengajari Jiang-Xiong.”

Wen Ning memikirkan sejenak selagi mencerna perkatan lelaki Qinghe tersebut.

“Maksud Tuan Nie, kalau Jiang-Zhongzhu punya seseorang untuk disukai?”

“Entah. Kebalikannya atau bukan, yang penting cukup tahu. Bahkan kau dan Wei-Xiong paham sekali akan keadaannya, bukan? Lihatlah kelajangan Jiang-Xiong.”

Sudah banyak yang menolak dan tertolak oleh Jiang Cheng di pertemuan mak comblang. Sampai bibi penjodoh tersohor di Yunmeng dan sekte wilayah lain pun menyerah akan lelaki Jiang tersebut. Bahkan sudah masuk daftar hitam. Sungguh aduhai kasihan sekali.

“Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya?”

“Kita takkan melakukan apa pun.”

Itulah yang jadi langkah selanjutnya dari Nie terakhir. Menonton pertunjukan dari bangku mahal VIP dan menikmati apa yang terjadi di drama sahabatnya tersebut.

Biarkan takdir menggelar karpetnya bagi para pemain utama untuk pentas di waktu yang ditentukan.

Wen Ning yang memperhatikan pun mendekatinya, berdiri di samping. Tak ada yang bisa dilakukannya juga, jika Wei Wuxian atau lelaki tersebut tidak memberikan perintah.

Tangan kekar dan pucat tersebut mengusap pipi Nie Huaisang, membuat yang bersangkutan mendongak dan menatap polos.

“Tuan Nie, mau ikan bakar lagi?”

Nie Huaisang terdiam sejenak sebelum senyuman lembut dan rona tipis terlihat ketika mengangguk pelan.

“Yang banyak, ya. A-Ning. Aku ingin makan bersamamu.”

.
.
.

====================

After NHS leave LP and goes on his way with WN from JC's zidian LOL

This is just messed up extra but I hope you guys satisfied with this, tomorrow I will update because of the loan fic and commissioned ones.

I hope you guys understand about my vacation and RL situation. COVID is getting more affecting in opportunity to work. Stay safe and healthy, ok?

Anyway, please looking forward to this book's update weekly as usual! Won't promise on the time tho.

Adios, amigos!

Regards,
Author

Purple Lotus DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang