43 - Intimate Enemy

345 35 10
                                    

Matahari sudah lama terbenam, tetapi cahaya remang Kota Caiyi terasa tenang. Sepanjang jalan yang Wen Ruohan lewati, ia hanya berpapasan dengan beberapa penduduk dan penjaga penginapan yang menawarkannya untuk menetap di tempat mereka.

“Membosankan.” Ya, dia gampang bosan, jadi lebih suka mencari sesuatu yang menantang.

Tuan muda itu terus berjalan menjauh dari kota Caiyi dan masuk kedalam lembah pegunungan Gusu dimana Cloud Recesses berada.

Perjalanan yang ia tempu sangat sunyi. Suara langkah kakinya di iringi dengan suara jangkrik, menyapa angin dingin pegunungan yang sejuk dan pemandangan indah membuat perjalanannya sedikit menarik.

Sesampainya di gerbang utama Cloud Recesses, ia melihat gerbang tersebut telah diberikan mantra pelindung untuk menjaga siapa pun masuk ke dalam.

“Hmph, yang begini mudah.”

Wen Ruohan dengan santainya merusak mantra tersebut, sehingga gerakan spiritual yang tidak stabil membuat tameng gerbang bolong. Pemuda itu masuk ke dalam seperti tidak terjadi apa-apa.

Semua terlihat tertib dan hening, begitulah malam ini yang akan dilewati. Tapi kesenangan Wen Ruohan yang tengah menikmati suasana pun rusak.

Ia melihat seorang pria berpakaian serba putih berdiri tak jauh di depannya. Walau tidak terlalu jelas, bisa terlihat kerutan di wajah pria tersebut.

Melihat hal itu, Wen Ruohan menyeringai.

“Tidak boleh masuk tanpa ijin atau pun merusak fasilitas.” Matanya dingin menatap pada lelaki Qishan yang menantangnya dengan seringai.

Suaranya terdengar tegas dan tanpa nada ragu sedikit pun. Postur tubuh tegak, rambut hitam berkibar karena angin, serta pita dahi yang melekat di kening. Sekilas, pemuda di depannya itu bagaikan bukan murid Gusu Lan biasanya.

Dia menatapnya dengan keras. “Pergi, dasar penyelinap.”

Wen Ruohan menaikkan salah satu alisnya dan kembali menatap pria tersebut. “Apa kau tidak tahu aku siapa?”

Baru kali ini pertama dalam hidupnya ada orang yg berani menentang dirinya, sang pewaris klan Wen yang terhebat.

“Saya tak perduli siapa Anda, tapi Anda telah jelas melanggar satu peraturan Gusu yang ditetapkan di sini. Masuk ke kawasan lebih dari jam 9 malam dan menyusup ke dalam. Silakan pergi dari sini.”

Nada tegasnya tak berubah. Semakin ketat dan tatapan makin menyipit.

Sepertinya, pemuda putih itu tak perduli untuk apa mengenalinya dan tidak toleran sama sekali.

Ia hampir tertawa. “Ha. Peraturan bodoh macam apa itu?”

Wen Ruohan membalas dengan tatapan merendahkan. Tentu saja ia tidak perduli dengan peraturan bodoh seperti itu, lebih baik malah menghilangkannya.

“Anda sudah berlaku tak sopan. Silakan pergi dari sini."

Pemuda itu masih menegaskan perkataannya, mengerutkan dahi karena pria di hadapannya tak berucap kooperatif.

“Pergi.”

Ah, membosankan.

Wen Ruohan berbalik kebelakang. “Baik, baik, aku akan pergi—”

Tapi bukannya berjalan keluar Cloud Recesses, justru tangannya mengeluarkan pedang lalu menyerang pria tersebut.

“...!!”

Di saat yang tepat, pedang yang masih bersarung di pinggang tadi langsung melindungi sang empunya dengan cekatan.

Pemuda putih bermuka menahan jengkel itu menatap tajam padanya, sekaligus memperhatikan pergerakan.

Purple Lotus DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang