Happy Birthday, Jiang Cheng Wanyin

556 90 11
                                    

Special chapter for the birthday boi, hope you guys enjoy it!

.
.
.

Pagi hari sudah berkumandang di pesona langit yang menghangat akan mentari, namun tak berlaku bagi pemimpin sekte Yunmeng Jiang di ruang pribadinya saat ini.

Dahinya mengkerut menatap yang ada di hadapannya.

Di atas meja sudah terdapat banyak sekali kotak mau pun kantung hadiah dengan berbagai macam bentuk rupa dan warna.

Jiang Cheng tak habis pikir ketika mendapatkan kiriman seperti ini. Bahkan ia mengira kalau barang-barang ini pasti salah alamat kalau tidak ada namanya sebagai tujuan.

Tangannya yang kasar mengambil sebuah kotak berpita merah dan biru, sebelum menemukan kalau stok selusin dupa bakar alias incense burner beraromaterapi wangi bunga daisy.

"Tumben sekali kirimannya wajar..." Ia membuka surat yang digulung di dalam kotak tadi.

[Selamat ulang tahun, A-Cheng! Aku dan Lan Zhan mengirimkan dupa bakar agar kau bisa tidur dengan nyenyak jika habis begadang mengerjakan tugas sekte. Kuharap ini cukup membuatmu rileks karena harganya mahal. Semoga tahun ini berkah dan kau tak gampang marah lagi.

Tertanda, Wei Wuxian dan Lan Wangji]

Hanya ada decihan pelan dari mulut sang pria Yunmeng dan melipat surat tersebut, menyingkirkan dahulu kotak yang sudah dibuka sebelum menarik yang lain.

Barang selanjutnya adalah sebuah kantung berwarna hijau lumut berbordir mahal khas Nie dan berpitakan emas. Setelah ditelisik, sebuah gulungan yang berisikan gambar seekor ular di kolam teratai terlukiskan anggun dengan cat dan kaligrafi yang menawan.

Jiang Cheng mengagumi sekali kesenian yang dimiliki oleh sahabatnya satu itu, akan ia suruh pelayan untuk menggantung lukisannya di kamar kerja nanti. Ada suratnya juga.

[Jiang-Xiong, selamat ulang tahun. Semoga sehat dan makin jaya dengan perkembangan sekte Yunmeng Jiang. Saya menantikan surat balasan dengan hadiah yang setimpal sebagai sahabat baik anda. Jangan lupa istirahat kalau capek bekerja.

Nie Huaisang]

Kenapa semua orang ingin dia istirahat? Memangnya dia lemah seperti kakek tua?

Jiang Cheng memasukkan suratnya dan menyingkirkan gulungannya, sebelum ke kiriman paket selanjutnya.

Ada sebuah kotak kecil berwarna kuning berpita putih, dan saat dibuka ternyata ada empat gelang keberuntungan buatan tangan dengan berbagai warna. Jiang Cheng bisa melihat mana yang milik keponakannya, dilihat dari kerapian yang kurang.

Tak ada pesan sama sekali, tapi ia paham karena Jin Ling sama sepertinya. Tak perlu surat, hanya ada benda yang seakan mengatakan segalanya.

Jin Ling memberikan keberuntungan untuknya dari jauh. Akan ia simpan sebagai jimat nanti selagi bekerja.

Lalu satu lagi sebuah kantung kecil berpita biru terang. Ketika dikeluarkan, Jiang Cheng bingung bukan main. Sebuah kotak spiritual berisikan talisman khusus musik berbentuk kupu-kupu putih kebiruan.

Saat mencoba dites terlebih dahulu pada salah satunya, sebuah dentingan suara musik guqin menggema ketika ajimat serangga tersebut terbang mengitari sekitarnya. Bagaikan menyanyi dengan suara jelas, irama nada yang dilontarkan secara halus membawa perasaan tenang pada pendengarnya, tak terkecuali Jiang Cheng.

Ia menunduk melihat secarik kertas kecil terselip diantara talisman.

[Semoga panjang umur, Jiang-Zhongzhu. Saya harap anda menyukai hadiah khusus dari Gusu Lan.

Pemimpin sekte Gusu Lan; Lan Xichen.]

Ia menutup surat dan terkekeh pelan, menyaksikan kupu-kupu yang mulai terbang mendarat di mejanya ketika selesai menyanyikan musik guqin.

Seluruh hadiah dari orang-orang yang perduli padanya memang tak buruk juga.

Baiklah, sudah diputuskan. Hari ini Jiang Cheng akan bersantai dengan sebotol Emperor's Smile.

.
.
.

====================

Still in NaNoWriMo week 1 and I almost forgot the dedication fic for JC the bday boi. I am so sorry, hope it's not too late.

See you in December!

Regards,
Author

Purple Lotus DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang